Harga emas menguat sejak awal perdagangan sesi Kamis di Asia atas melemahnya dolar AS. Pelemahan dolar in bahkan terjadi sesaat setelah Federal Reserve AS memutuskan untuk mempertahankan suku bunga rendahnya untuk masa mendatang.
Namun, di sisi lain federal Reserve memandang kondisi dari pemulihan ekonomi saat ini lebih cerah.
Emas spot menguat 0,3% ke level $1,786,36 per ons. Emas berjangka AS naik 0,7% menjadi $ 1.786,50 per ounce. Indeks dolar turun tipis 0,1% terhadap mata uang mayoritas, sehingga meningkatkan daya tarik emas bagi pemegang mata uang lainnya.
The Fed bertahan dengan pesan dovishnya pada pertemuan FOMC terbaru. Dengan menghilangkan poin risiko ini, investor bersiap kembali menuju perdagangan pemulihan global. Inilah yang menyebabkan dolar melemah, dengan imbal hasil obligasi AS tetap tidak berubah.
Para pelaku pasar kembali mengisi posisi buy emas setelah Fed berlalu tanpa kejutan besar atau adanya petunjuk penurunan.
Pada hari Rabu, Fed mengatakan terlalu dini untuk mempertimbangkan menarik kembali dukungan daruratnya dengan begitu banyak pekerja yang masih menganggur akibat pandemi.
Pendorong kenaikan emas lainnya adalah rencana paket $1,8 triliun dari Presiden AS Joe Biden untuk keluarga dan pendidikan dalam pidato pertamanya di hadapan Kongres.
Emas cenderung mendapat keuntungan dari langkah-langkah stimulus yang luas karena dipandang sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Di tempat lain, katalis-otomatis logam paladium naik tipis 0,7% ke level $2,948,24 per ons, setelah mencapai puncak sepanjang masa $2,962,50 pada hari Selasa. Kombinasi ini dengan gangguan pasokan yang terjadi pada dua tambang di Rusia, defisit paladium diperkirakan berpeluang melebar tahun ini dan berpeluang mengangkat harga paladaium mencapai $3.000 per ons.
Pada perdagangan logam mulia lainnya, Platinum naik 0,4% menjadi $1,223.46. sementara itu perak menguat 0,8% menjadi $26,37 per ons.