Siapa Cepat Diantara Kenaikan Harga Emas, Suku Bunga FED dan Inflasi

0
68

Dalam pertemuan FOMC di bulan Maret lalu, Federal Reserve telah menaikkan suku bunga utama sebesar 25 basis poin. Langkah ini menandai kenaikan suku bunga pertama oleh Federal Reserve sejak 2018. Sekaligus menjadi awal dari Federal Reserve yang berputar dari kebijakan moneter yang sangat akomodatif ke kebijakan moneter yang ketat.

Federal Reserve kemudian menaikkan suku bunga pada masing-masing tiga pertemuan FOMC berikutnya. Pada bulan Mei, mereka menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin, 75 basis poin pada bulan Juni, dan 75 basis poin lagi pada bulan Juli. Ini membuat tingkat suku bunga melejit dari hampir nol menjadi 2 %.

Disisi lain, inflasi AS meningkat pada kecepatan tertinggi selama 41 tahun, Federal Reserve dianggap lambat untuk memulai serangkaian kenaikan suku bunga dan sudah terlalu lama berada di belakang kurva. Kesalahan terbesar yang dibuat oleh Federal Reserve adalah berasumsi bahwa kenaikan tingkat inflasi bersifat sementara dan secara alami akan menghilang dalam waktu yang relatif singkat. Faktanya adalah Federal Reserve salah sehingga memaksa mereka untuk memulai serangkaian kenaikan suku bunga yang sangat agresif dalam waktu singkat.

Hal ini jelas menunjukkan bahwa pada saat Federal Reserve memulai kenaikan suku bunga pertamanya, CPI atau inflasi utama telah mencapai 8,5%. Lebih dari itu juga menggarisbawahi adalah berapa lama Federal Reserve dapat menutup mata terhadap inflasi yang tidak terkendali dengan kenaikan suku bunga yang konsisten dan berturut-turut dari bulan ke bulan.

Pada bulan April tahun ini setelah kenaikan tingkat pertama Federal Reserve, inflasi mengalami penurunan fraksional dari 8,5% menjadi 8,3%. Pada saat itu Federal Reserve telah menaikkan suku tiga kali inflasi terus meningkat mencapai puncaknya pada bulan Juni sebesar 9,1%, tingkat yang tidak terlihat dalam 41 tahun. Penurunan inflasi yang berarti pertama terjadi bulan lalu yang menggerakkan CPI dari 9,1% menjadi 8,5% di bulan Juli.

Bersamaan dengan itu, indek dolar AS naik dari 99,26 di bulan Maret ke nilai penutupan tertinggi dalam 20 tahun kemarin ketika indeks dolar ditutup di 108.965. Ini juga memiliki dampak bearish secara dramatis pada emas yang mencapai nilai tertinggi pada Maret tahun dengan diperdagangkan pada $2077 ke nilai terendah untuk 2022 pada 21 Juli, ketika emas berjangka tengah mencapai titik terendah $1680.

Pada 05:45 WIB, harga emas di bursa berjangka untuk kontrak Desember 2022 ditetapkan pada $1761,10 setelah naik ke $12,70 atau 0,73%. Indeks dolar turun 0,47% yang menyumbang kira-kira setengah dari kenaikan emas dengan sisa keuntungan secara langsung disebabkan oleh pelaku pasar yang meyakini harga logam emas dapat lebih tinggi lagi dimasa depan.