Duta Besar Amerika Serikat untuk China, Nicholas Burns, menyerahkan surat kepercayaannya kepada Presiden Xi Jinping pada minggu ini, lebih dari satu tahun setelah Burns tiba di Beijing.
Meskipun Departemen Luar Negeri Amerika Serikat meremehkan implikasi penundaan penyerahan surat tersebut, sebagian analis mengatakan bahwa hal tersebut mencerminkan “kebekuan” hubungan diplomatik AS-China.
Dalam cuitan pada Selasa (25/4), Burns menulis: “Saya menyerahkan surat kepercayaan saya kepada Presiden Xi Jinping di Aula Besar Rakyat.
Merupakan suatu kehormatan untuk mewakili Amerika Serikat sebagai Duta Besar untuk Republik Rakyat China.” Burns tiba di China pada Maret 2022.
Dia termasuk di antara 70 duta besar yang mandatnya diterima Xi pada Senin (24/4).
Dalam upacara tersebut, Xi mencatat bahwa pemerintah China akan “memberi dukungan dan kemudahan bagi duta besar-duta besar untuk melakukan tugas.” Ia menambahkan, China siap “memperluas kerja sama yang saling menguntungkan” dengan orang-orang dari negara lain atas dasar “kesetaraan.” Ketika ditanya tentang penundaan itu, wakil juru bicara Departemen Luar Negeri Vedant Patel mengatakan kepada VOA: “Itu pertanyaan untuk Kementerian Luar Negeri China.
Saya akan membiarkan mereka berbicara mengenai bagaimana diplomat mereka menyampaikan surat kepercayaan.” Penyerahan surat kepercayaan biasanya diatur begitu duta besar tiba di tempat tugas barunya, menurut buku panduan Departemen Luar Negeri Amerika Serikat.
“Tidak diragukan, Beijing mengirim pesan,” kata Dennis Wilder, asisten profesor studi Asia di Georgetown University.
Burns diterima bersama 69 diplomat lainnya, menunjukkan bahwa China tidak menganggap utusan Amerika Serikat itu istimewa, imbuhnya.
Menurut Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik, duta besar secara resmi bertugas ketika surat kepercayaan mereka diterima.