Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) ke-77 pada Selasa (5/9) berakhir dengan seruan untuk melakukan “kerja sama berskala global” dari sang presiden, Csaba Korosi, yang pada hari itu mengakhiri masa jabatannya.
Pada sesi pleno ke-100 dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-77, yang menandai puncak dari sidang tersebut, Korosi yang juga merupakan seorang diplomat senior asal Hongaria, menekankan bahwa “sistem multilateral menuntut kerja sama berskala global, antara negara dan kawasan serta lintas disiplin maupun bidang.” “Mulai dari mengatasi perubahan iklim dan kejahatan siber hingga menghormati hak asasi manusia di dunia maya dan penggunaan kecerdasan buatan (AI), kita harus bersatu dalam pendekatan holistik,” imbuhnya.
Korosi menekankan bahwa “multilateralisme merupakan satu-satunya pilihan kita untuk mengatasi banyak krisis di dunia.” Csaba Korosi (kiri) menyerahkan palu sidang Majelis Umum PBB kepada presiden yang baru Dennis Francis pada akhir Sidang Majelis Umum PBB ke-77 di markas besar PBB di New York, pada September 2023.
(Xinhua/Xie E) “Kita harus segera mereformasi PBB dengan cara yang sesuai dengan tantangan saat ini,” kata Korosi, seraya menambahkan bahwa “zaman terus berkembang, dan organisasi ini harus berkembang bersama perubahan tersebut.
Kita harus mereformasi cara kerja Majelis Umum.
Hal yang sama juga berlaku untuk Dewan Keamanan.” Dennis Francis, perwakilan tetap Trinidad dan Tobago untuk PBB yang terpilih untuk menjadi presiden Sidang Majelis Umum PBB ke-78, telah dilantik sebagai pengganti Korosi.
Sidang Majelis Umum PBB ke-77 resmi berakhir setelah Francis menerima palu dari Korosi.
Usai penutupan sesi pleno Sidang Majelis Umum PBB ke-77, Korosi dan Francis berjalan menuju lantai dua Gedung Konferensi, tempat berlangsungnya upacara “Penggantian Bendera”.
Pada upacara ini, bendera nasional Hongaria diturunkan dan digantikan oleh bendera Trinidad dan Tobago, melambangkan transisi kepemimpinan antara kedua sesi tersebut.
