Harga minyak naik pada hari Senin setelah operator pipa bahan bakar utama AS, Colonial Pipeline harus menutup pipa bahan bakar karena adanya serangan siber. Sehingga hal ini menimbulkan kekhawatiran terhadap gangguan pasokan dan kenaikan harga di stasiun bahan bakar.
Colonial Pipeline mengatakan pada hari Minggu jalur bahan bakar utamanya masih offline setelah serangan yang menutup sistem pada hari Jumat. Tetapi beberapa jalur yang lebih kecil antara terminal dan titik pengiriman sudah beroperasi.
Minyak mentah Brent naik 31 sen, atau 0,5%, menjadi $68,59 per barel. Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 46 sen, atau 0,7%, menjadi $65,36. Kedua minyak acuan itu naik lebih dari 1% minggu lalu, kenaikan mingguan kedua berturut-turut.
“Kesimpulan utamanya adalah orang-orang jahat sangat mahir menemukan cara baru untuk menembus infrastruktur,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates kepada Reuters. “Infrastruktur belum mengembangkan pertahanan yang dapat mengimbangi semua cara berbeda yang dapat dilakukan malware untuk menginfeksi sistem seseorang.”
Gedung Putih bekerja sama dengan Kolonial untuk membantu memulihkannya. Menteri Perdagangan Gina Raimondo mengatakan perbaikan pipa adalah prioritas utama bagi pemerintahan Biden, dan Washington bekerja untuk menghindari gangguan pasokan yang lebih parah.
Minyak telah naik 33% tahun ini karena pengurangan pasokan oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak dan sekutunya, yang dikenal sebagai OPEC +, dan pelonggaran pembatasan pergerakan virus korona di AS dan Eropa.
Sementara beberapa analis mengatakan permintaan minyak mungkin tidak kesulitan untuk mencapai tingkat permintaan sebelum pandemi. Goldman Sachs mengatakan pihaknya memperkirakan ini pada akhir tahun dan memperkirakan Brent akan mencapai $80 dan WTI $77 dalam enam bulan.