Senator Tim Scott Umumkan Pencapresan Jelang Pilpres AS 2024

0
83

Senator AS Tim Scott dari South Carolina, satu-satunya senator kulit hitam dari fraksi Republik, mengumumkan pencapresannya hari Senin (22/5).

Ia akan bersaing dengan sejumlah nama lain untuk menjadi kandidat calon presiden dari Partai Republik dalam Pilpres AS 2024 untuk mengakhiri kepemimpinan Presiden Joe Biden dari Partai Demokrat.

Scott, 57 tahun, mengumumkan pencapresan di kampus almamaternya, Charleston Southern University.

Namanya menambah panjang daftar kandidat capres Partai Republik yang sejauh ini – menurut jajak pendapat – didominasi oleh mantan Presiden Donald Trump, yang berusaha merebut kembali Gedung Putih setelah kalah dari Biden pada pilpres 2020.

Scott ditunjuk untuk menjadi senator AS pada 2012 oleh Nikki Haley, gubernur South Carolina ketika itu.

Haley sudah lebih dulu mengumumkan pencapresannya awal tahun ini.

Survei nasional yang dilakukan terhadap para pemilih Partai Republik menunjukkan bahwa baik Haley, mantan duta besar AS untuk PBB, dan Scott hanya mengantongi satu digit persentase dukungan, jauh di belakang Trump dan Gubernur Florida Ron DeSantis, yang diperkirakan akan mengumumkan secara resmi pencapresannya akhir pekan ini.

Scott berharap unggul dari kandidat capres Partai Republik lainnya dengan menggunakan retorika yang lebih optimistis dibandingkan dengan para pesaingnya yang konservatif.

Scott, yang menjadikan iman Kristennya sebagai bagian penting perjalanan politik dan pribadinya, seringkali mengutip ayat Alkitab pada acara-acara kampanyenya, bahkan menamai tur prakampanyenya “Faith in America” atau “Iman di Amerika.” Ia dengan mudah terpilih kembali sebagai senator tahun lalu dan masih memiliki sisa dana kampanye $22 juta, yang rencananya akan langsung digunakan untuk kampanye pilpres.

Ia akan menggunakannya untuk iklan televisi di sejumlah negara bagian yang akan menyelenggarakan pemilihan pendahuluan lebih awal untuk menentukan siapa yang akan menjadi capres Partai Republik pada beberapa bulan pertama tahun 2024.

Di Senat AS, suara Scott selaras dengan suara arus utama Partai Republik.

Ia ingin mengurangi anggaran belanja pemerintah dan membatasi praktik aborsi.

Ia mengatakan, apabila terpilih menjadi presiden, ia akan mengesahkan undang-undang federal yang melarang aborsi setelah kandungan berusia 15 minggu.

Meski demikian, Scott menekan Partai Republik untuk melakukan langkah-langkah perbaikan terhadap kepolisian sejak kematian George Floyd tahun 2020.

Floyd adalah pria kulit hitam yang tewas dalam tahanan polisi di Minneapolis.

Scott juga terkadang mengkritik tanggapan Trump terhadap isu ketegangan rasial.

Namun, secara umum, Scott masih mempertahankan hubungan baik dengan Trump dan tidak memancing amarah sang mantan presiden – mungkin karena Trump tidak memandang Scott sebagai ancaman politik yang signifikan dalam pemilihan capres AS dari Partai Republik, tidak seperti DeSantis.

Dalam sebuah video yang mengumumkan komite penjajakannya awal tahun ini, Scott memosisikan diri sebagai penangkal kelompok “kiri radikal” – sebagai contoh kisah sukses seorang anak yang dibesarkan oleh seorang ibu tunggal yang mengatasi kemiskinan.

Ia juga mengeluhkan para pemimpin Partai Demokrat yang memecah belah bangsa dengan menyuburkan “budaya mengeluh.” Pengusaha Vivek Ramaswamy dan mantan Gubernur Arkansas Asa Hutchinson juga bersaing menjadi capres AS dari Partai Republik – dan mungkin akan disusul kandidat lainnya – untuk mengalahkan Trump.

Meski unggul dalam berbagai jajak pendapat, Trump tengah menghadapi sejumlah penyelidikan kasus kejahatan terkait perannya dalam upaya membatalkan kemenangan Biden pada pilpres 2020 dan menyimpan dokumen rahasia negara setelah meninggalkan Gedung Putih pada awal 2021.

Trump juga sudah didakwa karena dituduh mengubah catatan bisnis perusahaan real estatnya untuk menyembunyikan pemberian “uang bungkam” (tutup mulut) kepada seorang aktris film porno sebelum memenangkan pilpres 2016 dan akan menghadapi persidangan awal tahun depan.

Mantan wakil presiden Trump, Mike Pence, masih menimbang-nimbang untuk mengikuti persaingan kandidat capres AS dari Partai Republik, demikian juga mantan Gubernur New Jersey Chris Christie, Gubernur New Hampshire Chris Sununu, dan Wali Kota Miami Francis Suarez.