Senator AS Lakukan Sidang Dengar Pendapat tentang Keamanan di Gedung Capitol

0
56

Dua komite Senat Amerika akan melakukan sidang dengar keterangan, Selasa (23/2) mengenai serangan 6 Januari di gedung Kongres AS, Capitol, dengan fokus pada keamanan dan tanggapan dari aparat penegak hukum.

Mantan pejabat yang bertanggung jawab atas penegakan hukum di Senat, Michael Stenger, mantan pejabat keamanan di DPR Paul Irving, mantan Kepala Polisi Capitol Steven Sund dan penjabat Kepala Departemen Kepolisian Metropolitan Robert Contee, dijadwalkan bersaksi di hadapan Komite Keamanan Dalam Negeri dan Komite Urusan Pemerintah.

Kesaksian Stenger dan Irving akan merupakan pernyataan terbuka pertama mereka setelah mengundurkan diri tidak lama setelah serangan yang dilakukan massa pendukung Trump.

Senator Amy Klobuchar mengatakan kepada Associated Press bahwa anggota parlemen akan berfokus pada bagaimana badan-badan keamanan berbagi informasi menjelang serangan itu, penetapan waktu pengerahan pasukan Garda Nasional untuk membantu anggota Polisi Capitol yang kewalahan dan apakah struktur komando badan-badan yang bertanggung jawab untuk keamanan Capitol juga berkontribusi terhadap gagalnya keamanan.

Klobuchar juga mengatakan bahwa panel itu akan menggelar setidaknya satu lagi sidang dengar keterangan sebagai bagian dari penyelidikan mereka yang akan memeriksa tanggapan dari Departemen Pertahanan, Departemen Keamanan Dalam Negeri dan Biro Investigasi Federal (FBI).

Serangan di Capitol terjadi ketika anggota parlemen sedang bersidang untuk mengesahkan kemenangan Presiden Joe Biden atas mantan presiden Donald Trump pada pemilu November.

Para perusuh menghancurkan sejumlah jendela dan pintu serta bentrok dengan polisi.

Insiden itu mencederai puluhan polisi.

Para anggota Kongres lari meninggalkan ruangan itu dan harus kembali beberapa jam kemudian untuk menyelesaikan pengesahan suara.

Kekerasan itu menewaskan lima orang, termasuk seorang Polisi Capitol.

Beberapa minggu setelah serangan itu, DPR memakzulkan Trump atas tuduhan menghasut pemberontakan.

Senat kemudian membebaskan Trump dari pemakzulan itu.