Senat AS Setujui RUU Kekerasan Senjata Api Bipartisan

0
83

Senat AS pada Kamis (23/6) dengan mudah menyetujui sebuah RUU kekerasan senjata api bipartisan yang tampaknya tidak mungkin terjadi sebulan silam.

Keputusan ini menyiapkan persetujuan akhir dari apa yang akan menjadi respons paling luas Kongres dalam beberapa dekade terhadap serangkaian penembakan massal yang brutal di Amerika.

Setelah bertahun-tahun upaya Partai Demokrat yang tanpa hasil untuk mengekang senjata api, 15 anggota partai Republik bergabung dengan mereka.

Kedua pihak menyatakan kelambanan bertindak tidak dapat dipertahankan lagi setelah penembakan massal di Buffalo, New York, dan Uvalde, Texas.

Perlu waktu berpekan-pekan melakukan pembicaraan tertutup mengenai ini, tetapi para senator muncul dengan kompromi yang memasukkan langkah yang dilakukan bertahap tetapi penting untuk mengekang pertumpahan darah yang secara berkala mengejutkan rakyat Amerika.

RUU bernilai 13 miliar dolar itu akan memperketat pemeriksaan latar belakang pembeli senjata api termuda, menjauhkan senjata api dari pelaku kekerasan dalam rumah tangga, dan membantu negara bagian memberlakukan apa yang disebut UU ‘red flag’ yang mempermudah pihak berwenang menyita senjata dari orang-orang yang dianggap berbahaya.

RUU ini juga akan mendanai program lokal untuk keselamatan sekolah, kesehatan jiwa dan pencegahan kekerasan.

“Keluarga-keluarga di Uvalde dan Buffalo, dan begitu banyak penembakan tragis sebelumnya, telah menuntut tindakan.

Dan malam ini, kita bertindak,” kata Presiden Joe Biden setelah RUU itu diloloskan.

Ia mengatakan DPR harus segera mengirimkan RUU itu kepadanya, seraya menambahkan, “Anak-anak di sekolah dan komunitas akan lebih aman karena UU ini.” Paket legislasi dalam tahun pemilihan ini jauh dari pembatasan senjata api yang lebih kuat yang telah diupayakan partai Demokrat dan digagalkan partai Republik selama bertahun-tahun, di antaranya larangan terhadap senjata serbu dan magasin amunisi berkapasitas tinggi yang digunakan dalam pembunuhan di Buffalo dan Uvalde.

Namun kesepakatan itu membuat para pemimpin kedua partai menyatakan kemenangan serta menunjukkan kepada para pemilih bahwa mereka tahu cara berkompromi dan membuat pemerintah bekerja, sambil memberi ruang bagi masing-masing pihak untuk menarik para pendukung intinya.