Senat AS akhirnya menyetujui paket UU industri pada hari Selasa kemarin yang memungkinkan Amerika Serikat semakin kuat untuk melakukan perang teknologi terhadap Cina. RUU tersebut yang di setujui Senat dengan hasil voting 68-32 suara, memungkinkan Amerika Serikat meningkatkan kemampuan teknologinya untuk bersaing dengan Cina. Dana yang di setujui oleh Senat sebesar $190 Miliar atau setara dengan 2.700 Trilyun.
Pemimpin mayoritas Senat, Chuck Schumer mengatakan bahwa siapapun yang memenangkan perlombaan teknologi masa depan, akan menjadi pemimpin ekonomi global dengan konsekuensi bagi kebijakan luar negeri dan juga keamanan nasional. Tapi, Partai Republik menginginkan penekanan yang lebih ke Cina daripada hanya sekedar pengembangan teknologi saja yang mengikuti kebijakan Cina.
RUU ini akan di bawa ke DPR AS dan bila di setujui, maka dari DPR AS akan di teruskan ke Presiden AS untuk di tanda tangan sebagai Undang-Undang. Presiden juga menyiapkan daftar hitam Ala Trump yang akan memberi sangsi kepada perusahaan-perusahaan yang mengadakan kerjasama teknologi dengan Tentara Pembebasan Rakyat Cina (PLA) yang mendapat apresiasi positif dari beberapa anggota Senat. Tom Cotton, Senator asal Arkansas memperluas daftar perusahaan militer Cina yang seharusnya tidak lagi memiliki akses ke teknologi dan pasar modal AS.
Biden juga telah mengarahkan penyelidikan intelejen mengenai kemungkinan menyebarnya pandemi Covid-19 yang berasal dari laboratorium virologi Wuhan. Para pelaku pasar masih mengamati apakah masalah ini akan kembali mengarahkan pada ketegangan antara AS-Cina, tidak hanya perang dagang atau perang mata uang (perang ekonomi) seerti di masa pemerintahan Presiden Trump, melainkan juga perang teknologi.