Dengan hanya kurang dari satu minggu menjelang pemilihan presiden 3 November, petahana Presiden Donald Trump dari Partai Republik dan penantangnya dari Partai Demokrat Joe Biden hari Selasa (27/10) berkampanye di negara-negara bagian utama guna mendorong dukungan untuk memenangkan masa jabatan empat tahun di Gedung Putih.
Rencana perjalanan mereka mencerminkan persaingan sengit yang terjadi, di mana beberapa jajak pendapat menunjukkan Biden unggul atas Trump hingga 7-9 persen di tingkat nasional.
Sekitar separuh dari negara-negara bagian utama itu tampaknya akan menentukan hasil keseluruhan.
Trump hari Selasa menuju ke tiga negara bagian di MidWest di mana ia memenangkan pilpres tahun 2016 yaitu Michigan, Wisconsin dan Nebraska; dan tampaknya harus dimenangkannya kembali tahun ini untuk meraih masa jabatan kedua.
Beberapa jajak pendapat menunjukkan Trump tertinggal di Michigan dan Wisconsin, namun ia unggul di Nebraska.
Dia ketinggalan dalam persaingan memenangkan satu suara elektoral di sebuah distrik di Omaha, yang berperan sangat penting dalam menentukan pemenang pemilihan nasional.
Sementara itu, Biden yang tampaknya sangat percaya diri dan melakukan ofensif, menuju ke dua persinggahan di negara bagian Georgia, yang sejak tahun 1992 tidak pernah mendukung calon presiden Partai Demokrat.
Jajak pendapat menunjukkan Biden dan Trump bakal bertarung sengit untuk memenangkan 16 kursi elektoral di negara bagian itu.
Trump dan Biden berupaya meraih sedikitnya 270 dari 538 suara elektoral, dan negara-negara bagian dengan populasi besar biasanya sangat berperan dalam proses pengumpulan suara elektoral ini.
Dalam pilpres 2016, Trump kalah dari perolehan jumlah suara dan hal yang sama tampaknya akan kembali terjadi tahun ini, tetapi ia berkesempatan memenangkan masa jabatan kedua jika dapat meraih kursi elektoral di negara-negara bagian utama yang dikunjunginya pada hari-hari terakhir kampanye.
Lebih dari 66 juta warga Amerika telah memberikan suara lebih dulu, dua per tiga lewat surat, sepertiga lainnya dengan datang langsung ke TPS di negara-negara bagian yang memungkinkan pemberian suara lebih dini.
Banyak pemilih mengatakan mereka memberikan suara lebih dini agar tidak perlu berhadapan langsung dengan warga lain yang antri lama untuk menyampaikan suara mereka.