Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres telah meluncurkan agenda aksi untuk mendorong upaya membantu para pengungsi internal atau internally displaced person.
“Dunia sedang menghadapi krisis pengungsi internal.
Orang-orang di seluruh dunia dengan jumlah yang memecahkan rekor tertinggi telantar di negara mereka sendiri akibat tragedi seperti konflik, bencana, dan krisis iklim,” kata Guterres dalam pesan video pada Jumat (24/6).
Menurut dia, banyak pengungsi internal sudah telantar selama bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun, dan kebanyakan mengalami lebih dari satu kali.
Sekjen PBB menambahkan sebagian pihak terpaksa mengungsi lebih banyak pada waktu belakangan.
Bahkan dalam kurun waktu tiga bulan terkini, konflik di Ukraina memaksa 13 juta orang meninggalkan rumah dan lingkungan mereka dengan dua pertiga di antaranya tetap bertahan di Ukraina, ungkap Guterres.
Agenda aksi itu memiliki tiga tujuan utama yaitu membantu para pengungsi internal menemukan solusi permanen, mencegah krisis pengungsi berikutnya dengan lebih baik, dan memastikan adanya perlindungan serta bantuan yang lebih kuat bagi pihak yang mengalami ketelantaran.
“Biar saya perjelas, kewajiban untuk mengakhiri ketelantaran pertama-tama dipegang oleh pemerintah.
Namun, kita semua memiliki tanggung jawab untuk bertindak.
Situasi buruk yang dialami pengungsi internal bukanlah sekadar isu kemanusiaan,” tegas Guterres.
Menurut dia penyelesaian ketelantaran membutuhkan pendekatan terintegrasi yang menggabungkan pembangunan, pembangunan perdamaian, hak asasi manusia, aksi iklim, dan upaya pengurangan risiko bencana.
“Agenda aksi ini menjabarkan komitmen yang jelas bagi sistem PBB.
Saya mendesak seluruh negara anggota, masyarakat sipil, dan institusi finansial internasional untuk ambil bagian dalam membantu mendorong perubahan.
Bersama-sama, kita dapat mengurangi penderitaan manusia dan memberikan masa depan yang lebih cerah bagi para pengungsi internal di seluruh dunia,” tutup Guterres.