Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menyeru dunia bersatu untuk mengakhiri pendudukan Palestina dan blokade Jalur Gaza oleh Israel.
Dalam pernyataan tertulis yang dirilis Selasa sebelum peringatan Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina pada 29 November, Guterres juga menyerukan gencatan senjata jangka panjang untuk mengakhiri penderitaan warga Palestina di Gaza.
Guterres menyerukan akses tidak terbatas untuk bantuan bagi rakyat Palestina, pembebasan semua sandera, perlindungan warga sipil, dan pengakhiran pelanggaran hukum kemanusiaan internasional.
“Kita harus bersatu menuntut pengakhiran pendudukan dan blokade Gaza,” katanya.
Guterres mengatakan warga Palestina di Gaza sedang mengalami bencana kemanusiaan di mana hampir 1,7 juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka.
Namun, kata Guterres, tidak ada tempat yang aman bagi warga Gaza untuk berlindung, sedangkan situasi di Tepi Barat yang diduduki, termasuk Yerusalem Timur, terus memanas.
Hari Solidaritas Palestina adalah hari untuk menegaskan kembali solidaritas internasional terhadap rakyat Palestina dan hak-hak mereka untuk hidup damai dan bermartabat, dan ini bisa dimulai dengan gencatan senjata kemanusiaan jangka panjang, kata dia.
“Komitmen PBB terhadap rakyat Palestina tidak akan goyah.
Hari ini dan setiap hari, marilah kita berdiri dalam solidaritas dengan aspirasi rakyat Palestina untuk mencapai hak-hak mereka, membangun masa depan yang damai, adil, aman dan bermartabat bagi semua orang,” kata Guterres.
Israel dan Hamas menyepakati jeda kemanusiaan pada Jumat pekan lalu sejak serangan mematikan 7 Oktober 2023.
Lebih dari 50 dari 240 sandera yang disekap Hamas telah dibebaskan selama jeda berlangsung yang awalnya disepakati selama empat hari, tetapi diperpanjang dua hari lagi.
Jeda tambahan ini berlangsung sampai Rabu.
Sebagai gantinya, Israel membebaskan 150 tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel.
Senin pekan ini Guterres mengatakan perpanjangan gencatan senjata antara Israel dan Hamas sebagai “secercah harapan dan kemanusiaan”.
Namun, dia memperingatkan a perpanjangan jeda yang saat ini diberikan tak akan cukup untuk memenuhi kebutuhan mendesak di kantong Palestina padat penduduk tersebut.