Sejumlah Faktor Ini Membuat Harga Emas dan Minyak Masih Akan Naik

0
68

JAVAFX – Pergerakan pasar keuangan global masih diselimuti oleh sejumlah sentimen. Dimulai dari rencana tapering The Fed akhir tahun ini, ketidakpastian seputar hambatan batas utang AS, krisis likuiditas perusahaan properti China, sampai krisis energi global yang telah mendorong harga minyak untuk naik ke level tertinggi sejak tahun 2014.

Walaupun ada risiko jangka pendek akan pertumbuhan di AS dan China, prospek ekonomi tetap menguntungkan. Hal ini didukung oleh pemulihan global yang berlangsung dari pandemi dan bank sentral yang dovish, yang menoleransi tingkat inflasi yang sedikit diatas target dan menjaga kebijakan moneter tetap akomodatif.

“Bulan September dipenuhi dengan berbagai peristiwa, yang mana China mendominasi berita utama terkait Evergrande. Sementara di US, The Fed turut mengejutkan pasar dengan pengumuman tapering yang lebih cepat dari yang diharapkan. Perkembangan kedua negara tersebut mendorong kami untuk memoderasi ekspektasi akan ekspansi ekonomi global. Namun, kami terus memperkirakan pertumbuhan global akan berada diatas tren pada tahun 2021 dan 2022.” Eli Lee, Head of Investment Strategy, Bank of Singapore.

Menurutnya, kenaikan minyak akan berlanjut, meningkatkan perkiraan harga Brent untuk 3 bulan kami menjadi USD 85/barel tetapi penurunan kembali ke bawah USD 80 tetap mungkin terjadi dalam waktu satu tahun karena OPEC+ melepaskan pembatasan pasokannya dan produsen AS meningkatkan produksi.

Secara terpisah, saat memberikan paparan proyeksi ekonomi bulan Oktober, Wealth Management Head Bank OCBC NISP Juky Mariska mengatakan adanya sejumlah tantanganyang dihadapi dalam proses pemulihan ekonomi dan bagaimana dampaknya pada pasar keuangan, baik secara nasional maupun global. Dijelaskan olehnya dalam sebuah catatan kepada Eksposisi News, pada Senin (25/10/2021).

Sementara Vasu Menon, Senior Investment Strategist, OCBC Bank menyatakan skeptisnya bahwa kenaikan minyak saat ini adalah “siklus super“. Menurutnya kenaikan harga minyak akan berlanjut, dimana harga minyak mentah Brent untuk 3 bulan kedepan bisa menjadi USD 85 per barel tetapi penurunan kembali ke bawah USD 80 tetap mungkin terjadi dalam waktu satu tahun kedepan pula. Hal inkarena OPEC+ melepaskan pembatasan pasokannya dan produsen AS meningkatkan produksi”.

Harga komoditas memang menguat kembali setelah kehilangan tenaga pada pertengahan 2021. Namun tidak mengalami kenaikan signifikan seperti awal tahun ini, kenaikan komoditas kemungkinan akan lebih terdiferensiasi. Pada harga minyak untuk sisa tahun ini, diyakini masih akan tetap positif.

Sejumlah hal akan mendorong harga minyak tetap positif, yaitu pertama, persediaan yang rendah menimbulkan risiko kenaikan yang signifikan untuk harga minyak dalam waktu dekat. Kedua, membaiknya COVID-19 dan latar belakang vaksinasi, baik di AS maupun global, memberikan ruang untuk optimisme baru atas pertumbuhan global.Ketiga, lonjakan harga gas alam, terutama di Eropa – sebagian karena berkurangnya pasokan gas Rusia – dapat memicu peralihan gas ke minyak bumi untuk pembangkit listrik dan menguntungkan harga minyak.

Sementara dalam perdagangan komoditas emas, harga berpeluang naik ditengah kekhawatiran akan meningkatkan ekspektasi pertumbuhan global dan langkah Fed yang lebih hawkish. Sebelumnya, Fed menjelaskan bahwa kemungkinan mereka akan mulai melakukan tapering pada pertemuan November dan Powell memperkirakan pengurangan akan selesai sekitar pertengahan tahun depan. Risalah ini menunjukan proyeksi Ekonomi The Fed lebih hawkish, dengan dot plot menunjukkan peluang 50/50 dari kenaikan 2022 dan memproyeksikan kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih

besar.

Secara khusus, pelaku pasar masih tetap harus berhati-hati dalam perdagangan emas di tengah ekspektasi peningkatan aktivitas ekonomi, pemulihan COVID, dan kenaikan imbal hasil AS. Penurunan harga bisa terjadi selama 6 – 12 bulan ke depan. Dimana perkiraan emas 12 bulan kedepan bisa jadi terkoreksi ke $1620 per troy ons, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada harga $1675 troy ons.

Dolar AS tetap sebagai favorit di Q4 2021. Dua kaki kekuatan Dolar AS adalah laju pemulihan global yang melambat dan ekspektasi hawkish Fed yang tetap utuh. Dalam hal pemulihan global, sementara kita tidak mengantisipasi resesi, tanda-tandanya sekarang jelas bahwa pemulihan puncak telah melewati kita. Ini adalah perkembangan normal di setiap jalur pemulihan tetapi tetap membebani sentimen risiko sejak akhir Q2.

Peristiwa istimewa baru-baru ini, seperti Evergrande, juga merupakan pemicu jangka pendek untuk meredakan sentimen risiko ini. Ini mendukung status surga USD, terutama terhadap mata uang siklus seperti Dolar Australia (AUD).