Sebut Demo Sebagai Aksi Teroris, Investor Pilih Risk Aversion

0
121

JAVAFX – Ditengah upaya pasar menyikapi sejumlah komentar suram dalam perundingan perdagangan AS – China terkait perang dagang, sejumlah aset berisiko semakin terpapar setelah otoritas China menyebutkan demontrasi di Hong Kong mengarah pada aksi terorisme.

Pernyataan Beijing ini dilontarkan setelah para demonstran menduduki Bandara Hong Kong dan memaksa pihak bandara membatalkan semua penerbangan di sore hari Senin (12/08/2019). Pihak berwenang Cina menyarankan bahwa protes itu adalah “tanda-tanda pertama terorisme“. Ungkapan “T” ini dianggap sangat mengganggu karena tidak hanya menunjukkan respons daratan yang lebih agresif, namun juga akan memicu gelombang penghindaran risiko di seluruh pasar global.

Sebelumnya, sentiment perang dagang bergerak lebih dalam ke wilayah infernal, sementara predasi PPI di Cina dan AS menambah lebih banyak tekanan pada margin perusahaan dan menciptakan efek efek knock-on yang negatif dengan menyeret kurva biaya dan berdampak negatif pada harga komoditas. Pada skala yang lebih luas, permintaan yang lemah akan terus berdampak ekspektasi pada sisi produksi secara negatif.

Menurut Stephen Innes, dari Valour Markets kepada JAVAFX News, menyatakan bahwa meskipun prospeknya masih suram, harga minyak akan tetap berlabuh minggu ini setelah Arab Saudi melakukan aksi cepat tanggap yang serius untuk menahan penurunan harga minyak saat ini. Menurutnya, reaksi cepat Arab Saudi kemungkinan akan menstabilkan harga minyak, meski harga mungkin tidak akan bergerak jauh di atas $ 60  per barel sampai ada bukti kemajuan yang nyata dalam perundingan Perang Dagang AS – China.

Pasar memang belum memutuskan apakah ingin bersiap untuk yang terburuk meskipun kondisi saat ini mengarah ke arah itu. Setidaknya dalam melakukan risk aversion, investor akan mempertimbangkan untuk memilih aset safe haven dalam hal ini adalah emas. Tak heran bila dalam perdagangan awal Emas pagi ini, harga melaju naik kembali.

Reli emas terdorong lebih tinggi dimana sejumlah sentiment fundamental terbukti mempengaruhi arah perdagangan saat ini. Ada ketegangan perdagangan yang sedang berlangsung, disaat imbal hasil Obligasi menurun. Sementara Dolar AS sedang lesu dan pasar saham melemah dimana data inflasi AS melunak. Meningkatnya situasi politik keamanan di Hong Kong dan perkembangan politik Argentina menambah laju kenaikan harga emas makin kencang. Saat ini harga emas diperdagangkan pada kisaran $1515 per troy ons. (WK)