Emas sejauh ini terus mempertahankan tren positifnya untuk tiga hari berturut-turut sejak awal perdagangan hari ini, relatif dekat dengan level 2.000. Ini terjadi seiring dengan pelemahan imbal hasil obligasi AS dan dolar AS, serta ketegangan geopolitik yang semakin meningkat di Timur Tengah yang mana sejauh ini terus mendukung kenaikan harga emas yang Saat ini diperdagangkan di sekitar level 1.987.
Data ekonomi AS yang dirilis Kamis menunjukkan pertumbuhan ekonomi AS yang signifikan. Biro Analisis Ekonomi AS melaporkan bahwa Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal ketiga (Q3) tumbuh sebesar 4,9%, mengungguli pertumbuhan sebesar 2,1% pada laporan sebelumnya dan melampaui harapan pasar sebesar 4,2%.
Selain itu, Pesanan Barang Tahan Lama AS mengalami peningkatan sebesar 4,7% secara bulanan pada bulan September, berlawanan dengan penurunan sebesar 0,1% pada bulan Agustus. Angka ini jauh melampaui ekspektasi pasar yang sebesar 1,5%. Sementara klaim tunjangan Pengangguran Awal AS untuk pekan yang berakhir pada 21 Oktober naik menjadi 210 ribu, melampaui data minggu sebelumnya sebesar 200 ribu dengan klaim tunjangan pengangguran lanjutan naik sebanyak 63.000, mencapai level tertinggi sejak Mei.
Meskipun data ekonomi AS yang lebih kuat dari perkiraan, emas diperdagangkan dalam dolar AS, tetap mengalami kenaikan. Seakan data yang positif tidak mampu menpang penurunan dolar AS saat ini. Ini terjadi meskipun dolar AS melemah dan imbal hasil obligasi AS sedikit turun, terutama setelah pernyataan Menteri Keuangan AS, Janet Yellen, yang menyatakan bahwa kenaikan yield obligasi baru-baru ini tidak terkait dengan defisit dan tidak mengindikasikan adanya resesi yang akan datang. Sebaliknya, pernyataan tersebut mencerminkan kekuatan ekonomi AS. Meskipun demikian, yield obligasi AS turun tipis pada hari Jumat, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun berada di 4,86% setelah mengalami koreksi dari level 5,00%.
Pelaku pasar dalam perdagangan hari ini akan memperhatikan data Indeks Harga Pengeluaran Konsumen Pribadi (PCE) Inti AS bulan September. Diperkirakan bahwa angka indeks inti bulanan dan tahunan akan naik masing-masing sebesar 0,3% dan 3,7%. Selanjutnya, data Ekspektasi Inflasi Konsumen AS dan Indeks Sentimen Konsumen Universitas Michigan untuk bulan Oktober juga akan menjadi fokus perhatian. Minggu depan, pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) akan menjadi sorotan.”