Operasi propaganda China di luar negeri beranggaran besar di Amerika Serikat (AS) cenderung dilakukan melalui penyiaran televisi dan beberapa kegiatan media lainnya, menurut pengajuan informasi atas Undang-Undang Pendaftaran Agen Asing (FARA) yang baru terungkap.
China Global Television Network (CGTN) milik China menghabiskan lebih dari $50 juta untuk operasi di AS tahun lalu, terhitung hampir 80 persen dari total pengeluaran negara Asia Timur itu untuk mempengaruhi kebijakan dan opini publik AS, menurut pengajuan FARA yang dikumpulkan oleh Center for Responsive Politics.
Itu adalah tahun pertama ketika CGTN, yang mulai mengudara di AS pada 2012, melaporkan seluruh biaya pengeluaran.
Pada 2019, CGTN melaporkan sebagian pengeluaran sekitar $11,4 juta.
China menghabiskan hampir $64 juta untuk propaganda dan lobi di Amerika Serikat pada 2020.
Biaya operasi penyiaran melalui televisi, China menghabiskan lebih banyak dana untuk memengaruhi opini publik AS daripada negara lain.
Qatar berada di urutan kedua, melaporkan hampir $50 juta, dan Rusia berada di peringkat ketiga, dengan total pengeluaran $42 juta.
Baik Qatar maupun Rusia menjalankan operasi media yang besar di Amerika Serikat.
Biaya pengeluaran propaganda China dilakukan ketika Beijing berjuang dalam pencitraannya secara global di tengah pandemi virus corona yang berasal dari Kota Wuhan, lebih dari setahun yang lalu.
China Daily, sebuah surat kabar milik pemerintah, melaporkan angka pengeluaran lebih dari $3 juta pada 2020, termasuk pengeluaran yang berkaitan dengan iklan di surat-surat kabar Amerika, berkurang lebih dari $10 juta pada 2019, menurut laporan tersebut.
Sementara sebagian besar pengeluaran China Daily terkait biaya operasional, surat kabar itu secara rutin menghabiskan anggaran di sejumlah surat kabar AS untuk mempengaruhi kebijakan dan opini publik AS, menurut Center for Responsive Politics.
China telah lama membantah melakukan operasi propaganda di Amerika Serikat.