JAVAFX – Sanksi Iran semakin nyata, investor jauhi minyak dahulu pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini setelah secara mendadak Presiden Trump akan memajukan jadwal pengumuman keputusannya tentang Iran.
Tenggat waktu kesepakatan nuklir Iran harusnya 12 Mei nanti, namun secara mendadak Presiden Trump akan mengumumkannya siang waktu setempat atau dini hari di Indonesia. Keputusan menarik diri atau meneruskan kesepakatan nuklir Iran memang akan menjadi batasan bahwa Iran harus di embargo lagi minyaknya ataukah tidak.
Sebelum menjadi presiden, Trump mengungkapkan bahwa kesepakatan nuklir 2015 yang terjadi di era Obama menurutnya adalah sebuah perjanjian terbodoh yang dilakukan oleh sejarah AS. Jadi kemungkinan besar bahwa embargo Iran akan segera terjadi demi menekan Iran yang menurut Trump merupakan sponsor utama di Yaman dan Timur Tengah.
Ya, tetunya hal ini akan membuat pasokan minyak dunia akan berkurang sekitar 200 ribu bph hingga 400 ribu bph, padahal Iran merupakan salah satu eksporter utama minyak untuk India dan China belakangan ini. Kondisi ini memang makin mengkhawatirkan konsumen minyak dunia pasca OPEC dan 11 produsen minyak lainnya melakukan pembatasan pasokan minyak sebesar 1,8 juta bph sejak tahun lalu.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif Khonsari pekan lalu menyatakan bahwa pihaknya sangat keberatan atas keinginan AS untuk merubah kesepakatan 2015 di mana AS ingin lebih memperketat masalah penggunaan Uranium di Iran demi negara tersebut terhindar dari embargonya kembali. Produksi minyak Iran di bulan lalu mencapai rekor produksi tertingginya setelah embargo sebelumnya dengan mencapai angka produksi sebesar 2,6 juta bph karena permintaan impor yang membengkak dari China dan India. Iran merupakan negara produsen OPEC terbesar ketiga.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juni di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,86 atau 1,22% di level $69,87 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,77 atau 1,01% di harga $75,40 per barel.
Harga minyak di perdagangan siang ini mengalami pelemahannya lagi karena sebagai bentuk aksi akbil untung serta menantikan keputusan Trump.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC