JAVAFX – Sanksi Iran semakin dekat, minyak WTI sudah $70 per barel pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini sehingga membuat investor sendiri khawatir bahwa pasokan minyak dunia akan hilang sekitar 2 juta barel tiap harinya dan akan membuat ketidakseimbangan pasokan.
Ya, pasokan minyak dunia akan berkurang sekitar angka tersebut di atas, padahal Iran merupakan salah satu eksporter utama minyak untuk India dan China belakangan ini. Kondisi ini memang makin mengkhawatirkan konsumen minyak dunia pasca OPEC dan 11 produsen minyak lainnya melakukan pembatasan pasokan minyak sebesar 1,8 juta bph sejak tahun lalu.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif Khonsari pekan lalu menyatakan bahwa pihaknya sangat keberatan atas keinginan AS untuk merubah kesepakatan 2015 di mana AS ingin lebih memperketat masalah penggunaan Uranium di Iran demi negara tersebut terhindar dari embargonya kembali. Javad Zarif keberatan memenuhi permintaan AS di mana batas waktu kesepakatan 2015 pada tanggal 12 Mei akan berakhir.
Pasar bingung apakah Trump akan memberi sanksi atau tidak terhadap Iran, padahal bulan lalu produksi minyak negara terbesar ketiga di OPEC ini mencapai rekor produksi tertingginya setelah embargo sebelumnya dengan mencapai angka produksi sebesar 2,6 juta bph karena permintaan impor yang membengkak dari China dan India.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juni di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,59 atau 0,85% di level $70,31 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juni di pasar ICE Futures London untuk sementara menguat $0,71 atau 0,95% di harga $75,58 per barel.
Harga minyak di perdagangan pagi ini mengalami penguatannya lagi sebagai bentuk aksi buyback setelah indeks dolar mengalami pelemahannya. Dengan melemahnya dolar AS, maka nilai beli minyak akan terlihat lebih murah, dan membuat sisi beli investor kemampuannya meningkat.
Sisi positif minyak juga didukung oleh produksi minyak Venezuela sudah turun hampir 40% sejak tahun lalu atau hanya tinggal 1,5 juta bph akhir-akhir ini yang disebabkan kondisi resesi ekonomi di negara Kepulauan Karibia tersebut sehingga banyak produsen minyak dunia yang hengkang dari wilayahnya.
Batasan kenaikan harga minyak yaitu pasca Energy Information Administration menyatakan bahwa persediaan minyak mentah AS di pekan lalu mengalami kenaikan sebesar 6,2 juta barel sehingga persediaan minyak pemerintah AS berjumlah 435,96 juta barel, tertinggi di 2018 ini. EIA juga menyatakan bahwa produksi harian AS mengalami kenaikan sekitar 30 ribu bph menjadi 10,62 juta bph, dan segera mengejar produksi minyak Rusia yang sekitar 10,98 juta bph. Sejauh ini, produksi minyak AS sejak pertengahan 2016 telah meningkat 25%.
Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: CNBC