Sanksi AS Pada Turki Akan Dicabut Jika Setop Serang Kurdi

0
114

JAVAFX – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan pada hari Rabu (23/10) waktu setempat bahwa AS akan mencabut sanksi yang diberikan pada Turki setelah Ankara bersedia menghentikan serangannya terhadap pasukan Kurdi di utara Suriah.

Dalam pidatonya di Gedung Putih pada Rabu (23/10) waktu setempat mengatakan, pemerintah Turki memberi informasi kepada kami bahwa mereka akan menghentikan pertempuran mereka di Suriah dan membuat gencatan senjata permanen.”

Trum telah menginstruksikan pada Menteri Keuangan AS untuk mencabut semua sanksi yang diberlakukan terhadap (Turki) pada 14 Oktober sebagai respons terhadap Kurdi di wilayah perbatasan timur laut Suriah.

Walau telah mencabut sanksi terhadap Turki, Trump menegaskan negaranya tak segan memberlakukan kembali embargo jika pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan gagal memenuhi kewajiban untuk melindungi agama dan etnis minoritas di utara Suriah seperti Kurdi.

Pencabutan sanksi tersebut diumumkan Trump setelah Turki dan Rusia sepakat akan “memfasilitasi pemindahan” pasukan Kurdi, mantan sekutu AS saat berjuang melawan ISIS dari area-area yang diminta Ankara.

Selama sanksi di cabut, AS masih memantau Turki yang bakal membentuk “zona aman” di sekitar perbatasannya dengan Turki dengan panjang 120 kilometer dan lebar 20 kilometer. Turki dan Rusia juga berencana melakukan patroli bersama di sepanjang zona penyangga itu.

Meski telah menarik sebagian pasukannya dari utara Suriah hingga memicu banyak kecaman, Trump memastikan akan tetap menempatkan sejumlah personelnya di Suriah untuk menjaga situs tambang minyak di negara tersebut.

“Kami telah mengamankan pasokan minyak, oleh karena itu kami telah menaruh sejumlah pasukan AS akan tetap berada di daerah di mana ada tambang minyak,” pungkas Trump.

Sebelumnya, Rusia menuduh Amerika Serikat telah mengkhianati milisi Kurdi di wilayah Suriah dengan meninggalkannya di perbatasan sendirian untuk melawan gempuran militer Turki.

Juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov mengatakan bahwa “Amerika Serikat adalah sekutu terdekat dari pasukan Kurdi selama beberapa tahun terakhir, namun pada akhirnya, AS meninggalkan dan mengkhianati pasukan Kurdi di perbatasan serta memaksa mereka untuk melawan Turki.”

Penyerangan itu telah berlangsung selama beberapa pekan hingga akhirnya militer Turki sempat menghentikan serangan sementara pada 17 Oktober, menyusul mundurnya pasukan Kurdi dari wilayah perbatasan.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kemudian menekan kesepakatan di Suriah pada Selasa (22/10) kemarin. Kesepakatan itu diantara keduanya berisi perjanjian agar milisi Kurdi menarik diri dari berbagai wilayah yang dekat dengan perbatasan Suriah-Turki.

Tidak hanya itu, kesepakatan yang sama juga memberlakukan patroli gabungan Rusia-Turki di sekitar wilayah aman yang dikuasai Turki di Suriah.