Saham-saham Hong Kong ditutup di level terendah dalam 11 bulan pada Senin, karena jatuhnya pengembang properti China Evergrande Group mendorong saham-saham lain di sektor ini lebih rendah.
Sementara nilai tukar yuan serta dolar Hong Kong juga ikut melemah.
Indikator utama Bursa Efek Hong Kong, Indeks Hang Seng (HSI), anjlok 3,30 persen atau 821,62 poin, persentase penurunan terburuk dalam hampir dua bulan, dan penutupan terendah sejak akhir Oktober, terseret oleh saham-saham sektor properti.
Indeks pengembang unggulan atau blue-chip kehilangan 6,7 persen dan indeks yang melacak saham properti dan konstruksi merosot 6,0 persen.
Pasar saham di China daratan ditutup untuk festival pertengahan musim gugur, meskipun indeks berjangka FTSE China yang diperdagangkan di Singapura jatuh 3,22 persen.
“Sentimen pasar rapuh di Hong Kong saat ini,” kata Dickie Wong, direktur riset di Kingston Securities.
Dia mengatakan penurunan itu karena meningkatnya risiko gagal bayar di pengembang properti China dan kekhawatiran bahwa agenda “kemakmuran bersama” Beijing juga akan mencakup nama-nama real estat Hong Kong, meskipun dia mengatakan yang terakhir kemungkinan merupakan reaksi berlebihan.
Beijing telah mengatakan kepada para taipan properti kuat Hong Kong untuk berbuat lebih banyak guna membantu mengatasi kekurangan perumahan yang berpotensi menyebabkan ketidakstabilan di pusat keuangan itu, Reuters melaporkan pekan lalu.
Evergrande sekali lagi menjadi salah satu penurunan terbesar, ditutup terpuruk 10,2 persen setelah turun tergelincir 19 persen pada satu titik ke level terendah baru 11 tahun.
Saham pengembang ini telah terjun lebih dari 85 persen sepanjang tahun ini.
Pengembang tersebut telah berebut mengumpulkan dana untuk membayar banyak pemberi pinjaman, pemasok dan investor, dengan regulator memperingatkan bahwa kewajiban 305 miliar dolar AS dapat memicu risiko yang lebih luas terhadap sistem keuangan negara jika tidak stabil.
Perusahaan akan membayar bunga 83,5 juta dolar AS pada Kamis (23/9/2021) untuk obligasi Maret 2022.
Kesengsaraan Evergrande juga merugikan saham bank.
Reuters melaporkan pekan lalu bahwa Agricultural Bank of China, telah membuat beberapa penyisihan kerugian pinjaman untuk sebagian dari eksposurnya ke Evergrande, sementara China Minsheng Banking Corp dan China CITIC Bank Corp Ltd sedang mempertimbangkan untuk memperpanjang beberapa kewajiban utang jangka pendek mereka, mengutip sumber yang mengetahui masalah tersebut.
Saham Ag Bank di Hong Kong ditutup jatuh 3,3 persen, Minsheng Bank anjlok 5,9 persen dan CITIC Bank merosot 5,1 persen.
Dampaknya juga menambah tekanan pada yuan, yang jatuh ke level terendah tiga minggu di 6,4848 per dolar dalam perdagangan luar negeri.
“Saya pikir itu salah satu poin pemicu,” kata analis Mizuho Ken Cheung, yang mengatakan ketidakstabilan pasar yang diakibatkan oleh Evergrande menambah daya pikat dolar bersama dengan data ekonomi yang lemah baru-baru ini di China dan ekspektasi pengurangan stimulus AS.
“Dengan pasar darat libur, PBOC (bank sentral China) mungkin memiliki panduan yang lebih sedikit mengenai renminbi,” tambahnya.
Dolar Hong Kong turun menjadi 7,7881 per dolar, juga level terendah dalam tiga minggu.