JAVAFX – Bursa saham global dan harga minyak memperpanjang rebound mereka pada hari perdagangan hari Selasa (3/3) di tengah meningkatnya spekulasi pembuat kebijakan di seluruh dunia akan bergerak untuk mengurangi dampak ekonomi dari penyebaran wabah virus corona.
Bank Sentral Eropa pada hari Senin bergabung dengan beberapa bank sentral lainnya yang menandakan kesiapan untuk menghadapi ancaman ekonomi dari dampak penyebaran Covid-19 yang kian meluas di seluruh dunia.
Pesan sebelumnya dari Federal Reserve AS bahwa ia siap untuk bertindak membebani greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya.
Harga minyak kembali menguat setelah melonjak lebih dari 4% pada hari Senin, membalikkan penurunan ke posisi terendah. Harapan dari penurunan produksi yang lebih dalam oleh Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan langkah-langkah kebijakan bank sentral menangkal kekhawatiran pertumbuhan yang lebih lambat.
Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS naik 2,7% menjadi $48,01 per barel, naik tajam dari terendah Senin di $ 43,32 per barel, yang merupakan level terendah sejak Desember 2018.
Indeks Nikkei 225 melonjak 1,6% sementara indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,8%.
Indeks KOSPI bertambah 2,4% dan Indeks S&P/ASX 200 naik 1,8% menjelang penurunan suku bunga oleh Reserve Bank of Australia.
Bursa saham berjangka terus mengisyaratkan pada The Fed dengan segera melakukan pemangkasan suku bunga ditengah epidemi wabah corona yang kian meluas hingga ke seluruh dunia pada saat ini. Akan tetapi pertanyaannya adalah seberapa besar pemotongan tersebut, apakah 25 basis poin atau 50 bps.
Setelah komentar The Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa pasar menekan masalah ini dan sekarang berpeluang untuk malakukan 75% dari pemotongan 50 basis poin. Jika pemangkasan itu tidak terjadi pada bulan Maret, maka sepenuhnya akan dilakukan pada bulan April, dengan peluangnya hanya sebesar 14% dari pemotongan ketiga pada saat itu.
Peringatan di sini adalah bahwa angka-angka ini berubah dengan cepat. Seminggu yang lalu hanya ada peluang 8% dari pemangkasan suku bunga dan kemarin hanya ada peluang 85%.
Kepercayaan yang membaik mendukung S&P 500 berjangka AS, yang naik 0,5% di awal perdagangan Asia pada hari Selasa, sehari setelah S&P 500 naik 4,60%, kenaikan terbesar sejak Desember 2018.
Para menteri keuangan G7 juga diperkirakan akan mengadakan konferensi pada hari Selasa, guna membahas langkah-langkah untuk menangani dampak ekonomi dari wabah koronavirus.
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan hampir delapan kali lebih banyak kasus telah dilaporkan di luar China seperti di dalam 24 jam sebelumnya, menambahkan bahwa risiko penyebaran virus corona sekarang sangat tinggi di tingkat global meskipun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sejauh ini berhenti menyebutnya sebagai pandemi.
Pada sebuah briefing di Jenewa, dia mengatakan wabah di Korea Selatan, Italia, Iran dan Jepang adalah kekhawatiran terbesar, tetapi ada bukti bahwa pengawasan ketat bekerja di Korea Selatan, negara yang paling parah terkena dampak di luar China, dan epidemi dapat diatasi sana.
Langkah panik oleh pembuat kebijakan mencerminkan kekhawatiran yang berkembang bahwa gangguan terhadap rantai pasokan, output pabrik dan perjalanan global yang disebabkan oleh epidemi baru dapat memberikan pukulan serius bagi ekonomi dunia yang berusaha untuk pulih dari perang perdagangan AS-China.
Rebound harga saham global melihat imbal hasil obligasi AS memutar kembali beberapa penurunan tajam mereka. Ekspektasi pemotongan suku bunga Fed mendorong investor untuk mengurangi eksposur mereka terhadap dolar.