Saham-saham Australia ditutup lebih tinggi pada perdagangan Jumat, karena harga logam dan minyak yang kuat mengangkat saham-saham komoditas, sementara pelonggaran penguncian COVID-19 di sebagian besar negara bagian Victoria juga memicu sentimen positif.
Indeks acuan S&P/ASX 200 di Bursa Efek Australia (ASX) naik 0,50 persen atau 37,10 poin, menyelesaikan sesi pada 7.406,60 poin, tetapi mencatat kerugian mingguan pertama dalam tiga pekan.
Indeks acuan anjlok 1,90 persen atau 142,50 poin, menjadi 7.369,50 poin pada Kamis (9/9/2021).
“Optimisme kembali di pasar saham setelah sebagian besar wilayah di Victoria keluar dari penutupan, memicu harapan kebangkitan dalam aktivitas bisnis dan spekulasi tersebar luas bahwa Sydney dan Melbourne juga dapat keluar dari penguncian yang diperpanjang dalam beberapa minggu mendatang,” kata CEO Kalkine Group, Kunal Sawney.
Saham-saham sektor energi Australia menguat 0,9 persen karena harga minyak melonjak di tengah meningkatnya tanda-tanda pengetatan di pasar AS setelah Badai Ida menghantam produksi lepas pantai.
Kenaikan terbesar pada subindex diraih oleh Whitehaven Coal yang melonjak 3,06 persen, diikuti oleh saham Beach Energy bertambah 2,48 persen.
Raksasa energi Santos dan Oil Search juga masing-masing melonjak sebanyak 2,7 persen dan 4,9 persen, setelah persyaratan rencana merger mereka dikonfirmasi pada hari sebelumnya.
Perusahaan-perusahaan pertambangan terkemuka terangkat 1,7 persen, dipimpin oleh Nickel Mines Ltd yang melambung 8,54 persen, diikuti oleh Aurelia Metals Ltd meningkat 7,69 persen.
Harga nikel melonjak ke rekor tertinggi di Shanghai dan melampaui level tertinggi tujuh tahun di London, karena permintaan yang optimis dan persediaan berkurang.
Harga aluminium dan tembaga juga melonjak.
Sementara itu, indeks acuan S&P/NZX 50 Selandia Baru relatif tidak berubah, menutup sesi di 13.064,4 poin.