Saham Asia Tergelincir Pasca Inflasi Konsumen China Meroket

0
80

JAVAFX – Saham-saham di Asia sebagian besar tergelincir pada perdagangan hari Selasa (10/12) pagi karena data inflasi China menunjukkan lonjakan harga konsumen pada bulan November.

Saham China Daratan terpantau menurun pada awal perdagangan, Indeks Shanghai turun 0,2%, Indeks Hang Seng melemah 0,27%, Indeks Nikkei 225 turun 0,18%, Indeks Topix 0,1%, Indeks S&P/ASX 200 anjlok 0,23% dan berbeda dengan Indeks Kospi melawan tren keseluruhan secara regional karena naik 0,13%.

Secara keseluruhan, MSCI diperdagangkan meorosot 0,17% lebih rendah.

Inflasi konsumen China melonjak pada bulan November, menurut data yang dirilis oleh Biro Statistik Nasional negara itu pada hari Selasa.

Indeks Harga Konsumen untuk November melonjak 4,5% YoY, karena harga makanan melonjak 19,1% di tengah wabah demam babi Afrika.

Sementara itu, di pada perdagangan antara AS-China, Bloomberg melaporkan pada hari Selasa bahwa Menteri Pertanian AS Sonny Perdue mengatakan Washington tidak mungkin akan mengenakan tarif yang akan datang pada ekspor China, yang akan mulai berlaku pada 15 Desember.

“Kami memiliki tenggat waktu yang akan datang pada 15 Desember untuk tahap tarif lain, saya tidak percaya itu akan dilaksanakan dan saya pikir kita mungkin melihat beberapa mundur,” kata Perdue.

Investor telah mengamati detail lebih konkret tentang kesepakatan “fase satu” yang diantisipasi antara kedua kekuatan ekonomi menjelang 15 Desember mendatang. Perang perdagangan antara AS dan Cina sekarang telah berkecamuk selama lebih dari setahun dengan tugas-tugas yang dibebankan dan masing-masing barang senilai miliaran dolar.

Semalam di Amerika Serikat, Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup 105,46 poin lebih rendah pada 27.909,60 sementara S&P 500 turun 0,3% untuk mengakhiri hari perdagangannya di 3.135,96 dan Nasdaq Composite turun 0,4% menjadi ditutup pada 8.621,83.

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, terakhir di 97,63 setelah melihat tertinggi sebelumnya di atas 97,7.

Yen Jepang diperdagangkan pada 108,61 per dolar setelah menguat dari level di atas 109,6 dalam minggu lalu. Dolar Australia berpindah tangan pada $0,6825 setelah berada dilevel tertinggi di atas $0,684 pada minggu perdagangan sebelumnya.

Harga minyak tergelincir di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan minyak mentah berjangka internasional Brent turun 0,2% menjadi $64,12 per barel. Minyak mentah berjangka AS juga turun 0,14% menjadi $58,94 per barel.