Saham Asia Perkasa Karena Trump Dorong Optimisme Kesepakatan Perdagangan

0
98

JAVAFX – Bursa saham Asia naik pada hari Jumat (6/12) setelah para pelaku pasar kembali bergairah pasca Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pembicaraan mengenai perang tarif perdagangan dengan China akan bergerak ke zona hijau dan minyak mentah berjangka bergerak menurun dari level teringgi setelah OPEC+ sepakat akan memangkas produksi pada tahun 2020 mendatang.

Indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,5% dan Nikkei Jepang naik 0,3%. Saham Australia naik 0,2% dan Kospi Korea Selatan naik 0,8%, sementara Shanghai Composite Cina 0,1% dan indeks Hang Seng Hong Kong masing-masing naik 0,9%.

Nada optimis Trump dalam komentar pada hari Kamis sudah cukup untuk memicu pembelian, meskipun kurangnya kesepakatan antara Washington dan Beijing tentang apakah tarif yang ada harus diturunkan sebagai bagian dari kesepakatan awal untuk mengakhiri perang dagang mereka.

Investor berharap bahwa kedua belah pihak akan mencapai kompromi untuk setidaknya menghindari ketakutan terburuk mereka bahwa Amerika Serikat akan melanjutkan dengan batch terakhir dari tarif sekitar $156 miliar dari ekspor Cina.

Ketidakpastian atas kesepakatan telah mendorong beberapa investor ke sela-sela di sesi terakhir, sementara kegugupan sebelum rilis data non-farm payroll AS di kemudian hari juga bisa mengekang likuiditas pasar.

Investor juga melihat ke depan untuk pertemuan kebijakan Fed pada 1-11 Desember mendatang. Sebuah jajak pendapat Reuters dari para ekonom dan analis menunjukkan The Fed akan mempertahankan suku bunga pada 1,50-1,75%.

Minyak mentah berjangka terpantau tergelincir di awal perdagangan Asia pada hari Jumat (6/12), bergerak dari menurun dari level tertinggi dalam dua bulan pasca OPEC sepakat untuk meningkatkan pembatasan produksi pada awal tahun 2020 mendatang.

Minyak mentah Brent turun 21 sen atau 0,3% di level $63,18, Minyak berjangka West Texas Intermediate turun 14 sen atau 0,2% menjadi $58,29 per barel setelah mencapai $59,12 per barel pada hari Kamis, level tertinggi sejak akhir September lalu.

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu-sekutu termasuk Rusia, sebuah kelompok yang dikenal sebagai OPEC+ sepakat untuk melakukan pengurangan produksi untuk mencegah kelebihan pasokan awal tahun depan karena pertumbuhan ekonomi sedang melambat di tengah isu perang tarif perdagangan antara Amerika Serikat – China.

Perjanjian, yang perlu diadopsi secara resmi pada hari Jumat nanti, akan memotong tambahan produksi sebesar 500.000 barel per hari (bpd), melalui kepatuhan yang lebih ketat dan beberapa penyesuaian. OPEC+ telah menahan 1,2 juta barel per hari dan jumlah yang meningkat mewakili sekitar 1,7% dari produksi minyak global.

Di pasar mata uang, pound Inggris melonjak di tengah meningkatnya kepercayaan bahwa pemilihan minggu depan akan memberikan Partai Konservatif mayoritas parlemen yang diperlukan untuk memberikan Brexit, mengakhiri ketidakpastian jangka pendek.

Indeks dolar yang mengukur pergerakan greenback terhadap sekeranjang mata uang utama lainya melemah ke level 97,356.

Sterling melonjak ke level tertinggi dalam tujuh bulan $1,3166 pada hari Kamis dan terakhir berdiri di $1,316, naik 1,6% dalam minggu ini.

Euro berada di level $1,1108, dekat dengan level tertinggi dalam satu bulan di $1,11165, terangkat oleh data ekonomi zona euro yang lebih kuat.