Saham Asia Meroket Ketika Pasar Khawatir China Beri Stimulus Tambahan

0
92

JAVAFX – Pada perdagangan di hari Rabu (5/2), bursa saham Asia terpantau naik ditengah kekhawatiran pasar terhadap tambahan stimulus yang dilakukan oleh pemerintah China untuk mengurangi dampak ekonomi dari wabah virus corona dan penyebaran terhadap penyakit tersebut kembali menelan korban serta jumlah kematian mendekati 500.

Indeks S&P 200 naik 0,58%, Indeks Nikkei Jepang (N225) naik 1,19% dan Indeks MSCI di luar Jepang naik 0,3%

China dan negara-negara lain telah memberlakukan pembatasan perjalanan guna mencoba menahan penyebaran virus yang awalnya muncul di pusat kota Wuhan di Cina akhir tahun lalu, sehingga membuat penghentian manufaktur dan pariwisata di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.

Banyak investor berpendapat bahwa setiap pelambatan akan bersifat sementara dan bahwa langkah-langkah kebijakan Cina adalah alasan untuk tetap optimis tentang prospek pertumbuhan, tetapi sejauh ini pejabat kesehatan masyarakat belum menemukan cara untuk menghentikan penyebaran virus baik di dalam maupun di luar Cina.

Perbankan memperkirakan pertumbuhan PDB global rata-rata tahunan pada tahun 2020 akan diturunkan sebesar 0,1 menjadi 0,2 poin persentase.

Selain itu, Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda mengatakan pada hari Selasa (4/2) bahwa dampak ekonomi dari penyebaran wabah virus corona akan menjadi perhatian dan ia akan memberikan “perhatian maksimal” pada pengaruhnya terhadap ekonomi dan harga Jepang.

Kuroda, berbicara di parlemen, mengatakan kehadiran ekonomi China besar dan dengan demikian dampak dari wabah virus corona China itu juga bisa besar.

Bank Rakyat China (PBOC) kemungkinan akan menurunkan suku bunga pinjaman utamanya pada 20 Februari mendatang dan memangkas rasio persyaratan cadangan bank dalam beberapa minggu mendatang, sumber-sumber kebijakan mengatakan kepada Reuters.

PBOC telah memompakan ratusan miliar dolar ke dalam sistem keuangan minggu ini. Ini membantu saham China stabil pada hari Selasa menyusul kekalahan yang menghapus sekitar $700 miliar kapitalisasi pasar pada hari Senin ketika pasar Cina dibuka setelah liburan panjang.

Virus ini telah merenggut hampir 500 nyawa. Menteri Kesehatan Jepang mengatakan pada hari Rabu 10 orang di kapal pesiar di pelabuhan Yokohama telah dinyatakan positif terkena virus baru.