Saham Asia Melemah Karena Kekhawatiran Gelombang Kedua Pandemi Covid-19

0
86

JAVAFX – Pada perdagangan bursa saham di Asia Pasifik, saham Asia terpantau merosot di hari Kamis (18/6) pagi karena investor terus mempertimbangkan implikasi dari kenaikan baru-baru ini dalam kasus penyebaran virus corona.

Indeks Nikkei 225 turun 0,32%, indeks Topix turun 0,3%. Indeks KOSPI juga tergelincir 0,61%, Indeks S&P/ASX 200 turun 0,47%.

Secara keseluruhan, indeks MSCI Asia ex-Jepang diperdagangkan 0,28% lebih rendah.

Reaksi investor terhadap lonjakan baru-baru ini di Covid-19 kasus di Amerika Serikat akan diawasi pada hari Kamis, dengan jumlah ruangan rawat inap virus corona di Texas melonjak sekitar 11% dalam satu hari pada hari Rabu.

Di China, lonjakan infeksi baru-baru ini di Beijing membuat kota itu membatalkan seluruh jadwal penerbangan, menutup sekolah serta memblokir beberapa lingkungan, menurut Reuters.

Para pelaku pasar masih khawatir dalam melakukan pergerakan, mengingat jumlah kasus baru dalam penyebaran covid-19 terus melonjak pada gelombang kedua ini. Sehingga memaksa kembali dilakukannya pembatasa di AS dan seluruh negara di Amerika Serikat kembali memulai aktivitas perekonomian mereka, indicator mobilitas frekuensi yang tinggi terus menunjukkan peningkatan kegiataan ekonomi di AS dan termasuk Texas.

Membandingkannya dengan situasi di China, Strickland mengatakan pihak berwenang di negara itu langsung mengambil tindakan agresif meskipun pendekatan ke arah penyebaran virus telah lebih ditargetkan jika dibandingkan dengan tindakan penguncian yang diberlakukan di Wuhan, di mana penyakit itu terjadi dan pertama kali dilaporkan pada awal tahun 2020 ini.

Semalam di Wall Street, Dow Jones Industrial Average dan S&P 500 jatuh untuk pertama kalinya dalam empat sesi. Saham Dow ditutup 170,37 poin lebih rendah pada 26.119,61 sementara S&P 500 turun 0,4% untuk mengakhiri hari perdagangannya di 3.113,49. Nasdaq Composite yang berkinerja tinggi mengungguli, naik 0,15% menjadi 9.910,53.

Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell mengatakan Rabu bahwa bank sentral akan menjauh dari ETF obligasi korporasi demi pembelian obligasi korporasi langsung. Ini alat yang lebih baik untuk mendukung likuiditas dan fungsi pasar. Powell telah memperingatkan “ketidakpastian signifikan” tentang pemulihan ekonomi.