Saham Asia Fluktuasi Meski Fase Satu Segera Berakhir

0
98

JAVAFX – Pada awal perdagangan hari Senin (26/12), bursa saham Asia terpantau fluktuasi terseret berita tentang isu perang tarif perdagangan antara Amerika Serikat dan China yang mengumumkan akan segera mengakhirinya serta menandatangani perjanjian perdagangan fase satu.

Indeks Shanghai naik 0,32%, Indeks Hang Seng turun 0,12%, Indeks S&P/ASX 200 Australia melonjak 1,24%, Nikkei 225 turun 0,11% dan Indeks Kospi naik 0,11%.

Secara keseluruhan, indeks MSCI untuk saham Asia Pasifik di luar Jepang naik 0,27%.

Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer mengatakan pada hari Minggu kemarin (waktu setempat) bahwa kesepakatan perdagangan fase satu AS-China akan segera berakhir dan dimana kedua belah pihak sama-sama akan menggandakan ekspor AS ke China selama dua tahun ke depan.

Pejabat AS dan Cina mengumumkan pada hari Jumat bahwa negara-negara tersebut telah mencapai perjanjian fase satu setelah mengalami perang tarif perdagangan selama 18 bulan yang sangat kontroversial.

China setuju untuk melakukan pembelian pertanian dari AS dalam miliaran dolar, sementara Presiden AS Donald Trump berjanji untuk tidak mengejar babak baru dalam tariff perdagangan. Dimana kedua negara dengan perekonomian utama dunia itu akan berencana menandatangani kesepakatan parsial pada minggu pertama di bulan Januari mendatang.

Pada perdagangan sebelumnya, saham A.S. tidak banyak bergerak pada penutupan hari Jumat setelah perkembangan perdagangan tersebut.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup hanya 3,33 poin lebih tinggi pada 28.135,38, Indeks  S&P 500 ditutup flat di level 3.168,80,  sementara Indeks Nasdaq Composite naik 0,2% menjadi 8.734,88.

Amerika Serikat dan Cina telah mencapai kesepakatan perdagangan lain tetapi pasar dengan cepat mempertanyakan tingkat kepositifan yang berasal dari pengumuman tersebut. Pengumuman ini merupakan langkah ke arah yang benar untuk kedua negara, tetapi tidak sepenuhnya mengurangi kemungkinan perselisihan perdagangan antara kedua negara di tahun ini dan belum ada indikasi dari AS bahwa akan melakukan pengurangan tarif lebih lanjut di masa depan.

Sementara itu, data produksi industri Cina dan penjualan ritel akan dirilis pada hari Senin.

Saham technologi Apple memimpin kenaikan tipis pada hari Jumat, naik 1,4% setelah berita perjanjian perdagangan diumumkan. Beberapa tarif baru yang diberlakukan akan berdampak pada beberapa produk utama Apple, termasuk iPhone.

Selama di Asia, saham pemasok Apple diawasi untuk setiap optimisme pada pengembangan itu. Hon Hai Precision Industry Taiwan, lebih dikenal sebagai Foxconn dan pabrikan terbesar Apple, naik 0,88%, sementara Pegatron melonjak 1,45%. Di Hong Kong, Sunny Optical melonjak 1,68%, sementara AAC Tech melonjak 1,66%.

Sementara itu, pada perdagangan valuta asing dan komoditi, Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berakhir melemah di level 97,122 setelah berada di atas level 97,7 minggu lalu.

Yen Jepang diperdagangkan menguat 109,35 melawan dolar, setelah melemah dari 109,27 sehari sebelumnya dan aussie Australia melemah terhadap dolar pada posisi $0,6878, dari posisi di atas $0,693.

Untuk harga minyak turun pada perdagangan pagi selama sesi Asia. Minyak Brent turun 0,28% menjadi $65,04 per barel sementara minyak mentah AS turun 0,30% pada $59,89.