JAVAFX – Bursa saham Asia diperdagangkan beragam pada hari Senin (10/2) karena otoritas China berhasil mencabut beberapa pembatasan terkait virus corona pada sektor pekerjaan dan perjalanan, yang dimana dapat membantu bisnis perekonomian meskipun sentimen pasar pada keseluruhan masih gelisah karena jumlah korban jiwa dari wabah virus tersebut terus meningkat.
Saat ini ada sekitar 900 orang yang meninggal di provinsi Hubei, China pada hari Minggu dengan sebagian besar kematian baru di ibukota provinsi Wuhan, pusat penyebaran wabah.
Untuk menahan penyebaran virus tersebut, pemerintah China telah memerintahkan penguncian, membatalkan penerbangan dan menutup sekolah di banyak kota. Tetapi pada hari Senin ini, para pekerja mulai kembali bekerja dan aktifitas pabrik berjalan meskipun sejumlah besar tempat kerja tetap ditutup dan banyak juga pekerja yang akan terus bekerja dari rumah.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,5%. Indeks Nikkei 225 turun 0,4%, setelah sebelumnya tersandung lebih dari 0,8% sementara indeks acuan Australia turun sedikit. Indeks Shanghai’s SSE (LON: SSE) Composite naik 0,3%.
Para pelaku pasar setidaknya sedikit tenang pasca pemerintah China berhasil mencabut beberapa pembatasan terkait virus corona pada sektor pekerjaan dan perjalanan, yang dimana dapat membantu bisnis perekonomian dan meski ada beberapa sektor lainnya yang masih belum beraktifitas.
Jumlah korban yang meninggal dunia karena akibat terjangkit virus corona di Provinsi Hubei, China, hingga berita ini dirilis pada hari Senin (10/2) kini bertambah 91 orang dengan total 871 kematian, demikian komisi kesehatan provinsi itu dalam pernyataan di lamannya.
Komisi Kesehatan China seperti dilansir AFP mencatat ada 2.618 kasus baru yang terdeteksi di Hubei, pusat berjangkitnya virus sehingga jumlah keseluruhannya di provinsi itu menjadi 29.631 kasus. Sebagian besar dari korban tewas baru itu terjadi di Ibu Kota Hubei di Wuhan, tempat virus itu diyakini bermula.
Wuhan melaporkan ada 1.921 kasus baru dan 73 kematian baru pada Minggu (9/2), jika dibandingkan pada hari Sabtu yang mana hanya 1.379 dan ada 63 kematian. Total 871 orang di Wuhan saat ini meninggal akibat virus corona.
Meningkatnya penyebaran virus corona membuat pemerintah China berencana menambah tiga rumah sakit darurat untuk kebutuhan perawatan. Rumah sakit darurat yang akan dibangun kali ini merupakan bangunan stadion dan ruang pameran yang berada di Distrik Jianghan, Wuchang, dan Dongxihu.
Selama akhir pekan, seorang Amerika yang dirawat di rumah sakit di pusat kota Wuhan menjadi korban pertama non-Cina dari virus tersebut. Seorang pria Jepang yang juga meninggal di sana yang diduga terinfeksi virus corona.
Bank sentral China telah mengambil langkah-langkah untuk mendukung perekonomian, termasuk mengurangi suku bunga dan membanjiri pasar dengan likuiditas. Mulai Senin, itu akan menyediakan dana khusus bagi bank untuk meminjamkan kembali kepada bisnis yang bekerja untuk memerangi virus.
Terlepas dari langkah-langkah tersebut, analis memperkirakan ekonomi dunia akan terpukul dari perlambatan yang diperkirakan di China.
“Untuk saat ini, tebakan terbaik kami adalah bahwa gangguan ekonomi terkait dengan virus corona akan merugikan ekonomi dunia lebih dari $280 miliar pada kuartal pertama tahun ini,” kata Capital Economics dalam sebuah catatan pada hari Jumat.
“Jika kita benar, maka ini berarti global (output ekonomi) tidak akan tumbuh untuk pertama kalinya sejak 2009.”
Namun pagi ini, setelah rilis data CPI Cina menunjukkan bahwa inflasi di tingkat konsumen meningkat dari 4.5% menjadi 5.4%, di atas prediksinya 4.9%.