Saham Asia Beragam Pasca Data Tiongkok dan Jepang

0
96

JAVAFX – Pasar Asia diperdagangkan beragam dalam perdagangan di hari Kamis (14/11) setelah dirilisnya data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan dari Cina dan Jepang, dan laporan-laporan dalam negosiasi perang dagang antara Amerika Serikat dan China.

Wall Street Journal melaporkan pada hari Rabu kemarin bahwa pembicaraan perdagangan ditahan oleh keengganan China untuk menyepakati angka spesifik untuk pembelian pertanian AS. Presiden AS Donald Trump mengatakan Cina telah setuju untuk membeli barang pertanian AS senilai $50 miliar.

Menurut data yang dirilis dari Biro Statistik Nasional pada hari Kamis waktu setempat menunjukkan Produksi industri naik 4,7% tahun ke tahun di bulan Oktober, di bawah perkiraan median pertumbuhan sebesar 5,4%.

Data Kamis juga menunjukkan investasi aset tetap, pendorong utama pertumbuhan ekonomi, tumbuh 5,2% dari bulan Januari-Oktober, jika dibandingkan dengan pertumbuhan yang diharapkan sebesar 5,4%. Pertumbuhan ekonomi pada bulan Januari-Oktober termasuk pertumbuhan yang terendah sejak rekor pada 1996.

Indeks Nikkei diperdagangkan turun 0,7%, Indeks Hang Seng merosot 0,9%, Indeks Shanghai Composite sedikit menguat 0,1%, Indeks Kospi naik 0,2%, Indeks S&P 200 naik hanya 5%. Ditempat lainya untuk Indeks Shenzhen Composite naik 0,4%, sementara indeks benchmark anjlok 0,15%, Indeks STI Singapura turun 0,28%, Indeks Malaysia menukik 0,16% dan Indonesia JAKIDX melemah 1,03%.

Investasi aset tetap sektor swasta, yang menyumbang 60% dari total investasi negara, tumbuh 4,4% pada Januari-Oktober. Penjualan ritel naik 7,2% dari tahun ke tahun di bulan Oktober, masih jauh dari pertumbuhan yang diharapkan sebesar 7,9% dan menyamai pertumbuhan terendah lebih dari 16 tahun di bulan April.

Pemerintah Australia juga melaporkan ketenagakerjaan turun lebih besar dari yang diperkirakan pada bulan Oktober. Itu mendorong harapan RBA akan memangkas suku bunga untuk menopang pertumbuhan ekonomi.