JAVAFX – Safe haven yen tertahan sesaat hingga perdagangan siang awal ini dengan terpengaruh jelang the Fed mengeluarkan kebijakan moneter yang baru dini hari nanti.
Semalam yen sebetulnya mengalami tekanan yang cukup besar setelah data-data ekonomi AS seperti sentimen konsumennya mencetak level tertinggi kedua sejak 16 tahun terakhir sehingga memberikan harapan bahwa kondisi investasi di AS masih baik-baik saja.
Siang ini, USDJPY untuk sementara berada di level 111,92, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7896, USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,7542.
Kondisi mata uang AS, greenback sendiri dalam beberapa pekan ini mengalami tekanan yang cukup besar dimana sejak awal tahun ini dolar AS telah mengalami tekanan dari yen sebesar 5,5%. Situasi menurunnya perekonomian AS merupakan salah satu sebab IMF menurunkan target pertumbuhan negeri Paman Sam tersebut.
Selain itu IMF memberikan masukan ke pasar bahwa situasi politik di AS yang cenderung tidak stabil membuat situasi agenda ekonomi Trump juga makin dipertanyakan lebih lanjutnya.
RUU Kesehatan yang akan divoting oleh kongres AS di minggu ini mungkin menjadi pembuka bagi pintu kejelasan agenda ekonomi Trump yang sangat pro terhadap pertumbuhan ekonomi.
Sejauh ini pula kondisi yen sendiri tidak bergerak terlalu besar dalam beberapa pekan terakhir, hanya berkisar di level 109 hingga 112 per dolarnya karena dari pihak Jepang sendiri berkeyakinan bahwa level penantian arah bagi mata uangnya bila kondisi politik dan ekonomi Jepang dan AS sudah menemukan titik pemecahan masalah di sektor perdagangan kedua belah pihak tersebut.
Seperti kita ketahui bahwa awal pemerintahan Trump kala itu telah menuduh Jepang dan China serta Eropa telah melakukan diskriminasi dagang sehingga mengakibatkan kondisi produsen asal AS mengalami banyak kemunduran usaha.
Sampai saat ini kejelasan tuduhan Trump tersebut juga tidak terbukti kebenarannya sehingga kita melihat justrj perang mata uangnyalah yang muncul.
Apalagi BoJ sendiri masih bertahan dengan suku bunga rendahnya, seperti hasil paparan yang kemarin dirilisnya bahwa BoJ memperkirakan bahwa 2020 adalah waktu untuk mengevaluasi suku bunga tersebut.
Semakin lama unsur kenaikan suku bunga Jepang, maka semakin lama juga yen bertahan dari gempuran greenback
Permintaan domestik Jepang cenderung mengikuti tren kenaikan, dengan siklus pembayaran yang baik dari pendapatan ke belanja dipertahankan di sektor korporasi dan rumah tangga.
Di antara risiko negatif terhadap pemulihan adalah ketidakpastian yang sekarang ada di seputar kebijakan ekonomi AS.
Paparannya juga menunjukkan ekspor berada pada tren yang meningkat, sementara ekspektasi untuk inflasi tetap berada dalam fase pelemahan.
Inilah yang membuat yen sewaktu-waktu menekan dolar AS.
Aksi jual yen juga diikuti pada mata uang utama Asia lainnya seperti dolar Australia hari ini setelah data inflasi Australia mengalami penurunannya di kuartal dan tahunan ini, sehingga harga minyak yang biasanya membantu dolar Aussie, kali ini tidak dapat membantu tekanan jual tersebut, apalagi RBA sendiri masih nyaman dengan suku bunga rendahnya.
Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: Asia Times