JAVAFX – Berita forex di hari Rabu(9/8/2017), safe haven yen muncul tatkala Korea tegang pada perdagangan hingga siang ini dimana saling mengancam antara Trump dengan Kim tidak bisa dihindarkan pagi ini.
Ancaman dari Trump datang dengan nada yang agak keras dimana seperti himbauan Tiongkok bahwa Korea Utara jangan melakukan uji coba nuklir dalam waktu dekat ini seakan tidak diindahkan Pyongyang sehingga membuat Trump memberikan nada keras bahwa dia akan menyerang Korea Utara.
Namun Korea Utara sendiri memberikan serangan ucapan balasan dengan pernyataan bahwa Pyongyang akan menyerang pangkalan militer AS di Guam, Samudera Pasifik dalam waktu dekat dengan mengirim pesawat-pesawat tempur dan peluncuran tudal jarak jauh Korea Utara.
Tentu situasi geopolitik di kawasan tersebut tidak menguntungkan bagi dolar AS sejauh sehingga timbul wacana safe haven khususnya terhadap yen.
Sebelumnya pasar masih kuatir pasca rilisnya data tenaga kerja AS yang telah dirilis akhir pekan lalu dimana data nonfarm payroll periode ini dinyatakan telah bertambah diatas 200 ribuan orang atau sedikit dibawah angka 220 ribu orang di periode sebelumnya, sedangkan tingkat pengangguran di periode kali ini menjadi 4,3% atau turun dari 4,4% di periode sebelumnya.
Semakin turun tingkat pengangguran maka semakin membaik ekonominya karena menuju kondisi full-employment atau tenaga kerja penuh dan dapat mendorong panasnya ekonomi negara tersebut.
Selain itu pembukaan lapangan kerja AS di bulan menunjukkan angka yang tertinggi sejak Desember 2000 atau lebih dari 7 tahun lalu, sehingga ini makin menambah keyakinan investor bahwa pasar tenaga kerja AS makin ketat dan dapat mendorong inflasi di kemudian hari.
Sedikit banyak faktor tekanan dari greenback berakhir hingga siang ini namun tipis-tipis karena geopoliti tersebut.
USDJPY untuk sementara berada di level 109,83, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7870, USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,7023.
Dari pekan lalu yen beberapa kali berhasil menekan dolar AS, dengan catatan khusus bahwa beberapa data pertumbuhan ekonomi dan inflasi AS secara umum kurang menyemangati perbaikan ekonominya, sehingga pasar melihat untuk sejenak menengok hasil FOMC meeting pekan lalu yang membuat investor segera melepas portfolio dolarnya dan beralih ke segala mata uang dunia lainnya kala itu termasuk yen.
Namun sejauh ini pula kondisi yen sendiri tidak bergerak terlalu besar dalam beberapa bulan terakhir, hanya berkisar di level 109 hingga 112 per dolarnya karena dari pihak Jepang sendiri berkeyakinan bahwa level penantian arah bagi mata uangnya bila kondisi politik dan ekonomi Jepang dan AS sudah menemukan titik pemecahan masalah di sektor perdagangan kedua belah pihak tersebut.
Yen sendiri melawan dolar AS kembali setelah data money stock mengalami kenaikan di periode sekarang.
Data yang membandingkan sirkulasi uang tunai dengan uang simpanan di 0erbankan berhasil membaik dari 3,9% menjadi 4%, menandakan bahwa konsumen rupanya akan segera melakukan belanjanya kembali.
Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: Asia Times