Safe Haven Yen Muncul Ketika Ketidakseimbangan Global Muncul

0
156

JAVAFX – Safe haven yen muncul ketika ketidakseimbangan global muncul pada perdagangan pasar uang Asia Pasifik hingga jelang siang hari ini, di mana kondisi ini timbul karena aksi investor yang sedang mencari aset-aset pengamannya di saat investor khawatir lagi dengan Semenanjung Korea yang bisa bergejolak kembali.

Sejauh ini USDJPY untuk sementara berada di level 110,87 dimana yen bergerak menguat untuk sementara ini. Untuk AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7581 dimana dolar Australia menguat sementara ini terhadap dolar AS. Untuk euro, atau EURUSD untuk sementara bergerak di level 1,1784 dimana euro sementara melemah terhadap dolar AS.

Semalam, pergerakan yen menjadi titik balik baginya untuk bertahan dari gempuran atau tekanan greenback, di mana terjadi buyback yen sebagai bentuk investor yang sedang mengoleksi kembali yen setelah melihat harga minyak yang meninggi sehingga membuat investor langsung melakukan aksi ambil untung di dolar AS. Dolar AS sendiri semenjak 3 pekan ini terus menunjukkan penguatannya terhadap mata uang utama dunia termasuk dengan yen berkat dukungan akan naiknya suku bunga the Fed pada pertemuan bulan depan.

Membaiknya yen ini di pagi ini sebetulnya tidak didukung oleh pernyataan dari Gubernur Bank of Japan Haruhiko Kuroda yang masih berhati-hati dalam menentukan normalisasi kebijakan moneternya. Kuroda masih khawatir terhadap masa depan bank-bank ritel Jepang jika BoJ terburu-buru mengurangi kebijakan bantuan ekonominya, sehingga paket stimulus tersebut masih terus dipertahankannya.

Penguatan yen juga muncul karena pengaruh pertemuan antara Presiden Trump dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang membahas denuklirisasi Korea Utara. Trump rupanya enggan juga bertemu dengan Presiden Korea Utara Kim Jong-un bulan depan jika Korea Utara tidak menghapuskan seluruh program nuklirnya.

Ini semua terjadi setelah adanya keputusan Korea Utara yang mundur dari pertemuan lanjutannya dengan Korea Selatan karena negeri tersebut melakukan latihan militernya dengan AS. Kondisi ini membuat para petinggi di Korea Utara memberikan pesan bahwa negaranya tidak akan mau melakukan denuklirisasi jika pihak AS terus menekannya sebagai syarat utama negeri tersebut terlepas dari sanksi ekonomi.

Memang sebelumnya AS telah menekan Pyongyang karena terus mengembangkan senjata nuklir jarak jauhnya, sehingga AS melarang Korea Utara untuk melakukan ekspor maupun impor minyaknya serta membatasi ruang gerak aliran dananya sehingga investasi di Korea Utara terhenti. Bulan lalu Presiden Kim sudah ingin bertemu dengan Presiden Trump untuk membahas denuklirisasi, namun proses ini bisa gagal jika 12 Juni nanti pertemuan keduanya dibatalkan.

Kondisi ini memang akan memanaskan situasi di Semenanjung Korea karena pihak Jepang kemungkinan besar akan terimbas oleh perseteruan dua saudara tersebut.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber Berita: Reuters, Bloomberg, Investing, Javafx, Forexfactory, Dailyfx
Sumber gambar: Reuters