Safe Haven Yen Berlanjut Sesaat

0
122

JAVAFX – Safe haven yen berlanjut sesaat hingga perdagangan siang awal ini dengan tetap terpengaruh suasana politik di AS yang tidak kondusif dan pasca paparan hasil rapat suku bunga Bank of Japan minggu lalu.

Mundurnya juru bicara Gedung Putih, Sean Spicer akhir pekan, coba dieliminasi dengan sangkalan dari Robert Khusner semalam sehingga deretan ketidakstabilan politik atau pemerintahan Presiden Donald Trump beberapa waktu lalu sepertinya akan melunak dalam beberapa hari ini.

Skandal-skandal ini tentunya membuat agenda-agenda Trump sulit sekali untuk dilaksanakan, sehingga memberikan ruang bagi yen untuk dijadikan tempat pengaman sesaat atau safe haven bagi perdagangan mata uang dunia.

Hal ini sebagai bentuk lanjutan bagi penguatan yen yang di sepanjang pekan lalu mata uang yen ini mengalami penguatan yang signifikan setelah BoJ masih mempertahankan negative interest policy-nya dalam jangka waktu yang akan panjang karena dalam meeting suku bunga kemarin BoJ memperkirakan bahwa 2020 adalah waktu untuk mengevaluasi suku bunga tersebut.

Aksi beli yen juga diikuti pada mata uang utama Asia lainnya seperti dolar Australia dan China yuan siang ini terkait juga dengan situasi di AS yang belum kondusif dimana sejenak investor melihat kembali melunturnya kredibilitas Trump sehingga investor untuk sementara semakin khawatir terhadap masa depan agenda ekonomi Trump lainnya.

USDJPY untuk sementara berada di level 110,97, AUDUSD untuk sementara berada di level 0,7941, USDCNY untuk sementara bergerak di level 6,7450.

Situasi safe haven yen yang tetap berlanjut diperlihatkan setelah Bank of Japan dalam kesimpulan paparan suku bunganya tidak merubah kebijakan suku bunga negatifnya dan tetap melaksanakan pembelian aset-asetnya kembali atau paket stimulus senilai kurang lebih ¥80 trilyun atau setara dengan $714 milyar.

Permintaan domestik Jepang cenderung mengikuti tren kenaikan, dengan siklus pembayaran yang baik dari pendapatan ke belanja dipertahankan di sektor korporasi dan rumah tangga.

Di antara risiko negatif terhadap pemulihan adalah ketidakpastian yang sekarang ada di seputar kebijakan ekonomi AS. Paparannya juga menunjukkan ekspor berada pada tren yang meningkat, sementara ekspektasi untuk inflasi tetap berada dalam fase pelemahan.

BoJ dalam paparannya juga menjelaskan bahwa sebagian besar anggota berbagi pandangan yang sama bahwa tingkat perubahan inflasi tahunan cenderung berubah sedikit positif dan selanjutnya akan berlanjut pada tren kenaikan dan meningkat menjadi 2%.

Dolar Australia sejauh ini masih menguat kembali setelah harga komoditas seperti minyak mengalami perbaikan harganya sejak semalam.

Dukungan penguatan harga minyak sedikit banyak mempengaruhi positifnya dolar Aussie tersebut karena merupakan salah satu mata uang komoditas.

China yuan untuk sementara membaik kembali setelah laporan dari Biro Statistik China, CIS menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi China atau GDP di kuartal kedua tahun ini akan melaju sekitar 6,8%, sedikit lebih rendah dari kuartal lalu, namun tetap terjaga di atas level 6,5% berkat dukungan belanja infrastruktur pemerintah dan sektor penjualan perumahan yang memanas.

 

Sumber Berita: Investing, MarketWatch, Reuters, Bloomberg
Sumber gambar: Asia Times