JAVAFX – Safe haven emas sepertinya muncul akibat deregulasi Trump pada perdagangan akhir pekan hari ini dengan harapan ada pengaruh perang dagang yang akan muncul sebagai bentuk perlawanan China terhadap aturan yang diartikan munculnya kesewenang-wenangan Trump terhadap dunia.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan kemarin, kondisi greenback mengalami tekanannya dari emas sehingga hal ini mengakibatkan harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup menguat $7,40 atau 0,56% di level $1334,30 per troy ounce.
Sebelumnya nilai emas mengalami penguatan yang terbatas semalam, di mana situasi ini dipengaruhi oleh sentimen investor yang merasa bahwa ucapan ketua the Fed, Jerome Powell bernada dovish terhadap dolar AS dan emas lalu mengalami aksi ambil untungnya karena ada dukungan positif dari data-data ekonomi AS yang cenderung positif bagi kenaikan suku bunga the Fed.
Upaya the Fed telah dilakukan, namun ada dorongan dari Presiden Trump bahwa pelemahan dolar AS adalah satu-satunya jalan bagi dukungan kenaikan laju inflasi tersebut akan dilakukan Powell, sehingga tadi malam Presiden Trump telah menyatakan akan membatasi impor dari China senilai $60 milyar.
Bila menelisik dari teori keseimbangan mata uang berdasar suku bunga, sebetulnya dolar AS seharusnya memiliki peluang untuk terus menguat sehingga emas bisa melemah. Ini karena the Fed mempunyai suku bunga tertinggi daripada bank-bank sentral negara-negara maju lainnya di luar China. Namun secara balance of payment parity, maka kemampuan dolar AS untuk menguat memang masih diragukan, sehingga muncul kebijakan fiskal dari Trump untuk memperbaiki defisit anggaran tersebut sehingga usaha penguatan emas harus patut dimaklumi untuk terjadi dalam waktu yang cepat.
Maka dari itu, kami melihat bahwa usaha emas untuk menguat masih ada terjadinya akhir pekan kali ini, yang sepertinya juga akan semakin panjang karena ada faktor sentimen ketidaksenangan pihak luar AS terhadap kebijakan Trump tersebut.
Sentimen negatif ini memang akan panjang dampaknya, sehingga bila ada data pesanan barang AS membaik pun, kondisi ini tidak akan membantu banyak terhadap pemulihan dolar AS. Situasi ini memang bagus untuk mengoleksi aset-aset pengaman seperti yen dan emas, hingga ada kompromi yang positif dari Beijing dan Washington.
Masalah pergantian ketua penasehat keamanan nasional AS dari HR McMaster ke John Bolton patut diwaspadai pula terhadap tensi geopolitik yang akan memanas karena agenda Trump di sisi politik luar negeri ingin menekan lebih besar kepada Iran, Rusia dan Korea Utara. Seperti kita ketahui bila terjadi ketegangan geopolitik, maka hal ini tentu bukan cerita bagus bagi dolar AS, namun kabar manis buat emas.
Penulis: Adhi Sunadhi
Sumber berita: Reuters, MarketWatch, Investing, Bloomberg.
Sumber gambar: Reuters