Safe Haven Emas Kembali Memancar

0
107

JAVAFX – Safe haven emas kembali memancar pada perdagangan sore hari ini dimana potensi perang dagang antara AS dengan China yang masih membahana di pasar komoditas, namun terbatas aksi tersebut karena investor menantikan data tenaga kerja AS nanti malam.

Pasar ekuitas dari Asia melemah lagi dengan posisi jual di pasar saham Asia dan pembukaan Eropa sehingga ada sedikit dukungan bagus kepada emas. Alhasil ini membuat harga emas kontrak Juni di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex sementara menguat $1,30 atau 0,10% di level $1338,60 per troy ounce. Untuk harga perak kontrak Mei di Comex untuk sementara menguat $0,01 atau 0,08% di level $16,41 per troy ounce.

Faktor membaiknya pasar saham di Wall Street semalam memang cukup mengagetkan investor, di mana aksi safe haven emas yang sebelumnya marak terjadi, berubah cepat dengan aksi ambil untung di emas dan investor segera beralih mencari aset-aset yang beresiko dan berdenominasi dolar AS seperti di saham Wall Street dan obligasi AS.

Situasi ini dipengaruhi oleh sentimen investor terhadap beberapa kebijakan fiskal Presiden Trump yang selalu membuat investor cemas terhadap masa depan situasi perdagangan dan ekonomi yang kondusif di seluruh dunia. Sebelumnya Presiden Trump telah menerapkan tarif baru bagi impor logam di AS, di mana negara-negara pengimpor logam seperti Meksiko, Kanada, Australia, Korea Selatan dan Uni Eropa dibebaskan dari tarif tersebut.

Selanjutnya Trump telah menyepakati paket kebijakan tarif impor terhadap beberapa produk dari China yang mempunyai nilai antara $50 milyar hingga $60 milyar per tahunnya sehingga kondisi ini tentu telah menimbulkan perang dagang. Beberapa produk asal China seperti barang-barang tehnologi, kendaraan bermotor, produk-produk kimia dan kosmetik termasuk komputer, akan segera terkena tarif baru oleh Trump.

Diperkirakan sekitar 1300 pabrik atau industri China akan terimbas tarif tersebut, sehingga pemerintah China sendiri memberikan peringatan kepada pebisnisnya agar mempersiapkan diri terhadap penurunan permintaan ekspor ke AS. Kondisi ini tentunya membuat tantangan baru bagi dolar AS untuk bertahan dari serangan emas dengan pola yang akan muncul lagi yaitu sisi safe haven aset.

Investor sendiri cemas bahwa laju pertumbuhan ekonomi China yang menurun akibat perang dagang dengan AS dapat berimbas ke semua lini perdagangan dan pasar keuangan global, sehingga kondisi menimbulkan efek pengaman. Efek ini terasa tidak begitu besar karena investor juga sedang menantikan data ADP payroll sebagai pembuka jalan bagi seberapa besar tambahan tenaga kerja versi pemerintah AS di Jumat nanti.

Penulis: Adhi Gunadhi
Sumber berita: Reuters, Investing, Kitco, Bloomberg, BBC
Sumber gambar: Reuters