Harga gas alam acuan di Eropa melonjak drasitis pada Rabu sebelum pangkas kenaikan setelah monopoli gas Rusia tegaskan bahwa pihaknya telah menghentikan pasokan ke Polandia dan Bulgaria. Pertama kalinya Rusia menghentikan pasokan ke anggota UE di lebih dari 40 tahun.
Kontrak Berjangka Gas Alam TTF Belanda pengiriman Mei naik 12,5% hari ini di 116,20 euro per megawatt-jam, dibuka di level tertinggi empat bulan di 125 euro. Kontrak gas meningkat lebih dari 10% di hari Selasa setelah pengumuman pertama Rusia atas niatnya untuk menghentikan pasokan, terkait penolakan kedua negara untuk membayar dalam rubel dibanding euro dan dolar.
Rusia secara sepihak mengubah ketentuan kontrak ekspornya setelah Barat berlakukan sanksi keuangan pada bank sentral Rusia, yang membekukan sebagian besar cadangan devisanya. Itu menjadi langkah besar dari konflik ekonomi yang telah pecah secara paralel dengan konflik militer antara Rusia dan Ukraina, sebuah pembalasan atas meningkatnya kesediaan Barat untuk mengirimkan senjata ke Ukraina.
Keadaan ini terjadi hanya beberapa hari setelah kedua pihak terlihat memperluas tujuan perang, dengan Rusia menyatakan upaya menguasai semua Ukraina selatan dan Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin mengatakan bahwa AS ingin melihat Rusia “melemah” dan tidak dapat melebarkan kekuatannya ke bagian Eropa Timur lainnya.
Harga gas alam masih jauh di bawah di mana saat konflik dimulai, ketika harga gas melonjak hingga 345 EUR/MWh, karena fakta bahwa musim pemanasan musim dingin telah berakhir. Namun, banyak negara di Eropa sebagian besar tetap bergantung pada gas Rusia untuk jangka pendek, terutama Jerman, yang telah menolak embargo impor energi Rusia karena dampak terhadap ekonomi negaranya.
Jerman juga telah menunda pengiriman persenjataan Ukraina, meskipun membuat perubahan signifikan pada hari Selasa dalam menyetujui pengiriman tank anti-pesawat Gepard. Jerman telah memberlakukan bagian pertama dari tiga rencana untuk menghemat pasokan gas.
Newswires mengutip Menteri Energi Bulgaria Alexander Nikolov yang mengatakan bahwa negara tersebut telah membayar penuh untuk pasokannya pada bulan April, dan alhasil Gazprom melanggar kontraknya.