Rusia sebut pasukannya rebut lebih banyak wilayah Bakhmut

0
78

Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu mengatakan pasukannya telah merebut lebih banyak wilayah di Bakhmut saat berupaya sepenuhnya mengendalikan kota itu.

Pertempuran untuk Bakhmut berubah menjadi pertempuran paling mematikan dari perang yang telah berlangsung selama 14 bulan itu, di mana kota di Ukraina Timur itu hampir seluruhnya hancur oleh serangan artileri dan pertempuran dalam kota.

Rusia mengatakan merebut Bakhmut akan memungkinkannya melakukan serangan lebih lanjut ke Ukraina timur.

Jika mereka berhasil, pasukan Moskow sepertinya akan menghadapi pertempuran kota yang lebih besar di kota terdekat Kramatorsk dan Sloviansk.

Kementerian Pertahanan Rusia pada Minggu mengatakan pasukannya mengamankan dua blok lagi di distrik barat Bakhmut dan unit udara menyediakan bala bantuan di utara dan selatan.

Yevgeny Prigozhin, ketua pasukan militer swasta Wagner yang memimpin serangan di kota, telah mengklaim pasukannya berhasil merebut 80 persen kota Bakhmut.

Namun, Kiev berulang kali menyangkal klaim bahwa pasukannya bergerak mundur.

Reuters tidak dapat memverifikasi laporan medan perang tersebut.

Masih pada Minggu, kepala wilayah Kherson Ukraina selatan yang diangkat Rusia menyangkal sebuah laporan dari lembaga pemikir Amerika Serikat bahwa pasukan Ukraina telah mengambil posisi di tepi timur Sungai Dnipro.

“Tidak ada pendudukan musuh di tepi kiri (timur) sungai Dnipro, militer kami sepenuhnya mengendalikan wilayah itu,” Vladimir Saldo menulis dalam Telegram.

“Mungkin ada kasus kelompok sabotase musuh melakukan pendaratan dan mengambil swafoto sebelum dihancurkan atau didorong ke air oleh tentara kami,” katanya, menambahkan.

Mengutip bloger militer Rusia yang terlibat dalam pasukan Moskow, Lembaga Studi Perang mengatakan Ukraina telah “menetapkan posisi” di tepi timur, meskipun belum jelas “pada skala apa dan dengan tujuan apa”.

Seorang juru bicara untuk komando Ukraina selatan tidak memastikan ataupun menyangkal laporan itu dan menyerukan “keheningan informasi” untuk memastikan keamanan operasional.

“Saya ingin setiap orang mengerti bahwa sebuah pekerjaan sangat sulit untuk menghadapi rintangan seperti Dnipro, sebagai contoh – ketika garis depan berupaya menyeberangi sungai yang lebar dan berarus deras, ” kata Natalia Humenluk kepada televisi Ukraina.

“Sangat penting untuk mengumpulkan kesabaran,” tambah dia.

Rusia menarik pasukannya dari tepi barat sungai itu tahun lalu sebagai bagian dari serangkaian penarikan pasukan yang pada saat itu menandakan pergeseran momentum konflik yang menguntungkan Kiev.