Institut Gamaleya, pengembang vaksin COVID-19 dari Rusia, membantah kabar bahwa vaksin Sputnik V yang dikembangkan dengan basis human adenovirus mempunyai risiko lebih tinggi terhadap infeksi virus penyerang kekebalan tubuh, HIV.
Menurut Dr. Denis Logunov, Wakil Direktur Kinerja Ilmiah di Institut Gamaleya, pihaknya telah mendengar komentar tersebut, namun menyebut bahwa tidak ada alasan ilmiah atas hal itu.
Riset tersebut tak lain hanyalah berita bohong, kata Logunov yang berbicara dari Moskow, Rusia, dalam pemaparan media secara virtual yang diikuti ANTARA di Jakarta, Jumat malam.