Tensi geopolitik di Eropa memanas, Rusia dikabarkan bakal segera menyerang Ukraina dalam waktu dekat.
Penasehat keamanan AS, Jake Sullivan mengatakan Rusia kemungkinan akan menyerang Ukraina dalam hitungan hari. Ia juga menyarankan warga AS untuk meninggalkan Ukraina dalam tempo 24 hingga 48 jam kedepan.
Ia juga mengatakan ada berbagai kemungkinan serangan militer yang akan dilakukan Rusia, dan bisa jadi akan dimulai dari serangan udara.
“Saya tidak bisa memprediksi dengan pasti seperti apa serangan militer yang akan dilakukan. Seperti saya sebutkan sebelumnya, kemungkinan serangan yang terbatas, atau bisa jadi lebih ekspansif, tetapi kemungkinan besar akan melibatkan perebutan sejumlah wilayah di Ukraina, kota-kota besar, termasuk juga ibu kota,” tambah Sulivan.
Jika perang terjadi, Rusia menginvasi Ukraina maka tentunya menyebabkan kekhawatiran stabilitas ekonomi, harga komoditas energi akan melonjak. Selain itu ada satu aset yang akan mendapatan keuntungan yaitu emas.
Harga emas dunia pada hari Jumat tiba-tiba melesat ke level $1865,00 per troy ons dan mencatat naik 2,8% dalam sepekan lal dan pada hari Selasa (15/2) Kembali melonjak ke $1878,80 dan telah melewati level tertinggi pada 16 November di $1877,00.
Edward Moya, analis pasar senior di OANDA mengatakan jika serangan militer dilakukan harga emas berpeluang kembali ke US$ 1.900/troy ons.
“Harga emas melesat setelah Amerika Serikat yakin Presiden Vladimir Putin akan menginvasi Ukraina dan sudah mengatakan hal tersebut kepada militer Rusia. Jika benar serangan militer terjadi harga emas akan melesat ke US$ 1.900/troy ons,” kata Moya.
Kita memang tidak menginginkan perang Rusia-Ukraina terjadi, tapi setidaknya emas tetap diminati sebagai aset lindung nilai yang dibutuhkan investor saat terjadi krisis ekonomi dan politik. Selain itu harga emas saat ini masih terlihat bullish karena inflasi yang tinggi di AS, meski the Fed sudah menyatakan bakal menaikan suku bunga.
Jadi sekarang masih waktu yang tepat untuk Beli emas.
Setuju kan?
