Rubel stabil, saham Rusia di tertinggi 7 bulan karena minyak melonjak

0
74
Large Offshore oil rig drilling platform at sunset and beautiful sky in the gulf of Thailand

Rubel stabil pada awal perdagangan Senin, dan indeks acuan saham Rusia melonjak ke level tertinggi hampir tujuh bulan setelah produsen minyak OPEC+ mengumumkan pengurangan produksi minyak lebih lanjut sekitar 1,16 juta barel per hari (bph) yang membuat harga minyak naik tajam.

Pada pukul 07.19 GMT, indeks MOEX Rusia berbasis rubel terangkat 1,0 persen menjadi diperdagangkan di 2.475,4 poin, setelah mencapai 2.481,59 poin di awal sesi, angka terkuat sejak 6 September 2022.

Sementara itu, indeks RTS berdenominasi dolar menguat 0,9 persen menjadi diperdagangkan di 1.005,6 poin.

Amerika Serikat menyebut penurunan produksi yang mengejutkan pada Minggu (2/4/3/2023) oleh OPEC+, yang mengelompokkan Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dengan Rusia dan sekutu lainnya, tidak bijaksana.

Minyak mentah Brent, patokan global untuk ekspor utama Rusia, naik 5,3 persen menjadi diperdagangkan pada 84,1 dolar AS per barel, mendekati level tertinggi empat minggu.

Dalam langkah terkoordinasi, Rusia mengatakan akan memperpanjang pemotongan sukarela sebesar 500.000 barel per hari hingga akhir tahun 2023.

Rusia mengumumkan pemotongan tersebut secara sepihak pada Februari setelah pengenalan batas harga oleh Barat.

Rubel tidak berubah terhadap dolar diperdagangkan pada 77,60 dan telah naik 0,2 persen untuk diperdagangkan pada 84,04 versus euro.

Mata uang Rusia juga menguat 0,2 persen terhadap yuan China menjadi diperdagangkan di 11,26.

“Minyak yang melonjak seharusnya mendukung rubel, yang cukup lemah selama beberapa minggu terakhir dan menunjukkan keinginan untuk bergerak menuju angka 80,” kata Alexei Antonov dari Alor Broker.

“Sejauh ini, rubel tidak bereaksi positif terhadap minyak.”