JAVAFX – Ruang beli emas masih sulit muncul dikala intensitas perang tarif tinggi pada perdagangan hari ini di mana potensi munculnya aksi jual kembali memang diperjelas dengan melihat pergerakan mata uang AS yang masih terus menguat.
Seperti kita ketahui bahwa di perdagangan sebelumnya, kondisi greenback berhasil memberikan tekanannya kepada emas, sehingga hal ini masih membuat harga emas kontrak Desember di bursa berjangka New York Mercantile Exchange divisi Comex ditutup melemah $9,40 atau 0,78% di level $1197,30 per troy ounce.
Seperti kita ketahui bahwa pada perdagangan sebelumnya, harga emas kurang berhasil membaik kembali untuk menciptakan dorongan belinya, dan berhasil dikirim oagi ke bawah level psikologis $1200 per troy ounce. Secara umum, harga emas masih bisa naik dimana ruang beli sudah mulai muncul kembali seiring dengan kritikan Trump terhadap cara kerja the Fed dan ditambah lagi dengan pernyataan Powell di Jackson Hole pekan lalu.
Sebetulnya penguatan harga emas juga tidak bisa berlangsung lama dan besar karena pengaruh akan naiknya suku bunga the Fed serta perang dagang membuat kondisi tersebut terbatas. Pemberi ruang penurunan harga emas juga masih bisa muncul lagi karena keinginan kenaikan suku bunga the Fed sulit untuk dibendung jika data ekonomi AS membaik.
Seperti tadi malam data manufaktur AS ternyata dilaporkan mengalami kenaikan terbaik dalam 10 tahun terakhir, semakin mendukung keinginan akan naiknya suku bunga the Fed bulan ini.
Namun sebelumnya muncul isyarat kuat terhadap jalan penurunan emas lagi yaitu sinyal bahwa The Fed menekankan bahwa kinerja ekonomi AS terasa lebih kuat daripada sebelumnya dan diperkirakan ruang kenaikan suku bunga bisa dilakukan pada rapat selanjutnya. Dalam upayanya menekan pergerakan penguatan dolar AS, diharapkan data pertumbuhan Australia hari ini ada kejutan di mana setelah sekian lama kinerja Australia kurang menggembirakan.
Sinyal pertumbuhan ekonomi China yang akan turun memang sudah menyulitkan Australia, namun desakan harga yang mulai naik serta keinginan Trump agar ada pihak diluar AS yang berani menggerakkan pelemahan dolar AS, maka kondisi ini akan menjadi kejutan di perdagangan hari ini. Apalagi diharapkan pergerakan mata uang negara berkembang diharapkan ada perlawanan hari ini pasca merebaknya krisi Argentina.
Sinyal pernyataan Powell agar dolar AS tidak menguat terlebih dahulu dengan menyatakan bernada dovish, seakan memberi arti bahwa, dukungan keinginan Trump memang harus diutamakan ke pasar daripada kenaikan suku bunga the Fed, yaitu kembali menguatnya harga emas akan didukung pasar. Namun seberapa kuatkah keinginan dengan kenyataan, adalah pergerakan pasar lah yang menentukannya.
Masalah tarif kemungkinan besar masih menjadi penghalang emas untuk membaik lebih besar karena masalah tarif bisa menjadi penyebab inflasi. Inflasi tinggi itu berarti suku bunga the Fed gampang naik.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Author : Adhi Gunadhi