Perubahan iklim menaikkan curah hujan dari Badai Ian sebanyak lebih dari 10 persen, menurut sebuah analisis baru.
Ian, salah satu badai paling kuat yang melanda AS, telah memorak-porandakan beberapa bagian Florida.
Ian “bisa jadi badai paling mematikan dalam sejarah Florida,” kata Presiden AS Joe Biden.
Badai itu membawa angin kencang, membanjiri jalan-jalan, menghanyutkan beberapa rumah dan menimbulkan puluhan korban jiwa.
Menurut analisis awal, perubahan iklim akibat perbuatan manusia, menambah hujan ekstrem yang dibawa Ian hingga lebih dari 10 persen, kata para ilmuwan AS.
“Perubahan iklim tidak menyebabkan badai, tapi menyebabkannya jadi lebih basah,” kata Michael Wehner dari Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley.
Wehner adalah salah seorang ilmuwan di balik penemuan tersebut.
Perubahan iklim akibat emisi gas rumah kaca, menghangatkan permukaan laut dan meningkatkan kelembaban di atmosfer yang memacu badai.
“Perubahan iklim akibat perbuatan manusia memengaruhi badai dalam berbagai cara, termasuk menyebabkannya menguat lebih cepat, lebih kuat, dan mencurahkan lebih banyak hujan,” cuit ilmuwan iklim Katharine Hayhoe, yang tak terlibat dalam riset tersebut.
Badai Ian menyapu seluruh wilayah Kuba pada Selasa (27/9), memutus aliran listrik, sebelum menghantam Florida pada Rabu (28/9) sebagai badai kuat Kategori 4.
Pusat Badai Nasional AS pada Kamis (29/9) mengatakan badai itu diperkirakan membawa “banjir berbahaya, gelombang pasang dan angin kencang” ke wilayah South dan North Carolina.