Risalah The Fed Tidak Mengubah Tren Harga Emas

0
113

Emas telah melalui performa yang lesu selama enam sesi terakhir, yang hanya bergerak dalam kisaran 1.915 – 1.945. Bahkan, rilis risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan pidato dari berbagai pembuat kebijakan Fed minggu ini gagal memberikan dampak substansial terhadap harga emas.

Risalah yang mendapat banyak perhatian dari FOMC pada Maret merupakan ekspektasi salah satu kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin (bps) tahun ini. Selain itu, langkah cepat di mana Fed akan menambah pengurangan neraca juga menjadi salah satu sorotan utama. Pembuat kebijakan Fed sebagian besar menyetujui batas bulanan sekitar $60 miliar untuk sekuritas Treasury, dan $35 miliar untuk sekuritas berbasis hipotek (MB).

Sementara itu, Presiden Fed Philadelphia dan anggota FOMC Patrick Harker dalam pidatonya pada Rabu mengindikasikan bahwa pemulihan suku bunga kemungkinan akan membawa suku bunga pinjaman kembali ke netral di 2,5%.

Indeks dolar AS mengincar level resistan psikologis 100,00 di tengah sanksi baru terhadap Rusia oleh pemerintah AS, yang telah memicu sentimen pasar negatif. AS telah memberlakukan sanksi pemblokiran penuh terhadap Sberbank dan Alfa Bank Rusia, yang secara dramatis akan meningkatkan masalah keuangan di Moskow karena kedua raksasa ini memiliki lebih dari sepertiga aset Rusia.

Emas spot diperdagangkan di sekitar 1.922 per troy ounce, namun masih belum mampu menarik investor karena perdagangan dalam kisaran intraday yang cukup terbatas. Lebih dari seminggu pergerakan emas cenderung sideway, dengan candle harian menunjukkan sedikit pergerakan, karena sentimen di pasar yang menghindari risiko meningkatkan permintaan untuk kedua aset safe-haven.

Greenback secara umum cukup kuat pada hari Rabu di tengah kekhawatiran terhadap inflasi dan ketegangan antara Barat dan Rusia yang semakin meningkat. AS dan UE umumkan sanksi baru terhadap komoditas Moskow, terlepas dari ketergantungan Eropa pada gas dan minyak dari negara eropa Timur tersebut. Krisis memberi lebih banyak tekanan pada inflasi yang sudah tinggi. Pada gilirannya, para pejabat bank sentral dari seluruh dunia memperketat kebijakan moneter.

Pada saat yang sama, imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak, sementara kurva imbal hasil mengisyaratkan resesi. Imbal hasil pada Treasury 10-tahun AS memuncak pada 2,66%, tertinggi sejak awal 2019. Di sisi lain, saham semakin tertinggal, dengan indeks saham AS mencapai posisi terendah mingguan baru.