Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Jepang mengadakan latihan pertahanan rudal angkatan laut bersama pada Minggu (16/7) untuk menangkal ancaman rudal dan nuklir Korea Utara yang makin meningkat, kata Angkatan Laut Korsel.
Latihan bersama itu digelar setelah Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal balistik antar benua (intercontinental ballistic missile/ICBM).
Korut menembakkan rudal Hwasong-18 terbaru yang menurut Pyongyang adalah inti dari kekuatan serangan nuklirnya.
Korut menyebut peluncuran rudal yang dilakukan di pantai timur pada Rabu (12/7) sebagai “peringatan praktis yang keras” kepada para musuh.
Latihan trilateral pada Minggu (16/7) digelar di perairan internasional antara Korsel dan Jepang.
Angkatan Laut Korsel mengatakan kapal-kapal perusak yang dilengkapi dengan sistem radar Aegis dari ketiga negara dikerahkan dalam latihan tersebut.
AS dan sekutu-sekutu Asianya telah bekerja sama untuk meningkatkan sistem berbagi informasi mengenai rudal-rudal Korut.
Korsel dan Jepang masing-masing secara independen terhubung dengan sistem radar AS, tapi keduanya tidak saling terhubung.
Latihan tersebut bertujuan untuk meningkatkan kemampuan respons sekutu terhadap peluncuran rudal balistik Korut dengan skenario yang menampilkan target virtual.
“Kita akan merespons ancaman nuklir dan rudal Korea Utara dengan sistem respons militer kita yang kuat dan kerja sama trilateral,” kata seorang pejabat Angkatan Laut Korea Selatan.
AS, Korea Selatan, dan Jepang mengecam peluncuran rudal antarbenua oleh Korea Utara, tapi Pyongyang menolak kecaman itu.
Korea Utara beralasan peluncuran itu adalah haknya untuk melatih bela diri.