Khawatir akan peningkatan ancaman dari ekstremisme domestik, militer Amerika mengambil tindakan guna mencegah siapa pun yang mendukung ideologi ekstremis tidak terus mengabdi dalam militer, sementara juga mempersulit kelompok ekstremis menarget dan merekrut orang-orang yang segera akan menjadi veteran.
Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin, Jumat (9/4), mengeluarkan memo kepada pimpinan militer senior, memerintahkan “tindakan segera” untuk melawan ekstremisme di dalam militer, termasuk pembaruan kuesioner penyaringan untuk calon yang direkrut dan pelatihan yang lebih baik untuk personel selagi mereka bersiap keluar atau pensiun dari militer.
Perubahan itu terjadi lebih dari dua bulan setelah Austin memerintahkan semua komando dan personel militer untuk menghentikan operasi satu hari dalam periode 60 hari supaya komandan sempat berbicara dengan pasukan tentang penyebaran ideologi ekstremis dan pengaruhnya terhadap operasi dan personel militer Amerika.
Tindakan itu juga terjadi lebih tiga bulan setelah serangan 6 Januari terhadap gedung Kongres Amerika oleh ekstremis domestik.
Sebagian dari mereka adalah veteran militer.
Dari lebih 300 orang yang didakwa terkait serangan itu, lebih dari 30 berlatar belakang militer, menurut Program Studi Ekstremisme, George Washington University.
Dalam memo itu, Austin mengatakan Pentagon masih mengkaji apa yang telah dipelajari tetapi jeda operasional telah menunjukkan perlunya bertindak sekarang.
Selain kuesioner penyaringan yang diubah untuk calon personel dan peningkatan pelatihan bagi tentara yang akan meninggalkan dinas militer, memo itu meminta personel untuk memperbarui dan merevisi definisi tentang apa yang merupakan aktivitas ekstremis yang dilarang.
Memo itu juga menyerukan pembentukan komisi untuk mempelajari lebih lanjut sejauh mana masalah tersebut.