JAVAFX – Bank sentral Australia (RBA) mengatakan pada hari Jumat (8/5) bahwa pihaknya memperkirakan ekonomi negara itu akan mengalami kontraksi sebesar 6% pada tahun ini dan tingkat pengangguran akan mencapai 10% ketika beberapa bisnis ditutup dan banyaknya staf yang di PHK untuk mengekang penyebaran virus corona baru.
Reserve Bank of Australia (RBA) memangkas suku bunga ke rekor terendah 0,25% dalam pertemuan darurat pada bulan Maret lalu dan meluncurkan program pelonggaran kuantitatif tanpa batas untuk menjaga biaya pinjaman tetap rendah bagi bank dan konsumen.
Ekonomi berada di jalur untuk resesi terburuk yang pernah ada dan yang pertama dalam 30 tahun.
Dalam pernyataan triwulanan pada hari Jumat mengenai kebijakan moneter, RBA mengulangi komitmennya untuk melakukan apa yang dapat dilakukan untuk mendukung pekerjaan, pendapatan dan bisnis saat pemerintah menyelesaikan rencana untuk memulai kembali sepenuhnya perekonomian pada Juli.
Ia memperkirakan tingkat pengangguran akan mencapai 10% pada bulan Juni dan tetap sekitar 7,5% hingga 2021. Tingkat inflasi diperkirakan akan berubah negatif pada kuartal Juni sebelum berubah sedikit positif pada akhir tahun.
RBA mengatakan kecepatan dan waktu pemulihan ekonomi sangat tidak pasti setelah beberapa bulan ke depan, tetapi mengulurkan harapan pemulihan yang lebih cepat jika langkah-langkah jarak sosial dilonggarkan “sedikit lebih cepat.”
Dengan kurang dari 20 infeksi baru dilaporkan setiap hari, Perdana Menteri Australia Scott Morrison pada hari Jumat memulai pembicaraan dengan para pemimpin negara bagian dan teritori untuk memutuskan pembatasan mana yang akan diredakan dan kapan.
“Dalam konteks masa luar biasa ini dan konsisten dengan mandat luasnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi rakyat Australia, Reserve Bank akan terus memainkan perannya dalam membangun jembatan ke masa ketika pemulihan terjadi,” Gubernur Philip Lowe mengatakan dalam sebuah pernyataan terlampir.