- Wall Street bukukan kenaikan solid untuk sesi ketiga berturut-turut pada hari Kamis, mengakhiri minggu yang dipersingkat liburan dengan catatan positif jelang Natal.
- Pengawas sekuritas China pada Jumat usulkan aturan pengetatan yang mengatur perusahaan China yang listing di luar negeri tanpa adanya pelarangan.
- Output ekonomi dunia diperkirakan akan melebihi $100 triliun untuk pertama kalinya pada tahun depan, sebuah laporan menunjukkan pada hari Minggu.
- Bank sentral China janjikan akan promosikan perkembangan pasar real estat negara itu yang sehat, dan akan melindungi hak-hak hukum pembeli rumah.
- Penjualan ritel AS naik 8,5% selama musim belanja liburan tahun ini dari 1 November hingga 24 Desember, laporan oleh Mastercard Inc hari Minggu mengatakan.
- Laba perusahaan industri China hanya tumbuh 9,0% dalam setahun menjadi 805,96 miliar yuan ($126,54 miliar) pada November, kata biro statistik pada Senin.
- Pasar saham Asia secara umum melemah pada hari Senin, imbas ketidakpastian dampak dari varian Omicron terhadap ekonomi membebani sentimen investor.
- Pasar saham Korea Selatan jatuh pada hari Senin di tengah kehati-hatian dan aksi ambil untung saham chip setelah reli pekan lalu sementara Won Korea menguat.
- Pasar saham Jepang jatuh pada hari Senin, karena kekhawatiran atas dampak varian Omicron COVID-19 mengimbangi kenaikan dalam saham teknologi kelas berat.
- Penjualan ritel Jepang naik di November di tengah bayangan risiko Omicron, Penjualan ritel tahunan naik 1,9% penjualan ritel bulanan naik 1,2% data resmi Senin menunjukkan.
- Harga minyak bervariasi di sesi Senin, Brent naik tipis sementara minyak Nymex tergelincir imbas pembatalan penerbangan di AS atas melonjaknya kasus COVID-19.
- Emas naik di sesi Senin, bertahan di atas level kunci $1.800 per ons, karena imbal hasil Treasury AS yang sedikit lebih lemah mengimbangi kenaikan dolar.
- Imbal hasil obligasi AS turun tipis dari level tertinggi dalam lebih dari seminggu yang disentuh di sesi sebelumnya, dorong kenaikan emas yang tidak membayar bunga.
- Indeks dolar naik tipis dari level terlemahnya di hampir seminggu, membuat emas yang dihargakan dengan greenback kurang menarik bagi pemegang mata uang non-AS.
- Maskapai penerbangan AS telah membatalkan atau menunda ribuan penerbangan selama tiga hari terakhir karena kekurangan staf terkait COVID-19.