Rally Harga Minyak Brent Masih Tidak Terbendung

0
163

JAVAFX – Berita komoditas di hari Senin(30/10/2017), rally harga minyak Brent masih tidak terbendung di area penguatannya pada perdagangan sore hari awal pekan ini, yang mana sebagai bahan lanjutan perdagangan akhir pekan lalu dengan dipicu oleh pernyataan dari Arab Saudi yang dapat mengimbangi besarnya peningkatan produksi dan ekspor minyak dari AS.

Sebetulnya pasar sempat resah dengan pasar laporan dari Energy Information Administration atau EIA bahwa eksplorasi produksi minyak mentah AS juga kembali meningkat 1,1 juta bph menjadi 9,5 juta bph dan ekspor minyak AS juga berada rata-rata dalam 4 minggu terakhir sekitar 1,7 juta bph serta kapasitas terpasang produksi pengolahan minyak mentah atau refinary AS naik 4,3% dibanding bulan sebelumnya.

Inilah yang membuat disparitas WTI dengan Brent meningkat 6,4% di angka $6,50 sehingga memicu produksi minyak AS karena permintaan minyak WTI yang meningkat di seluruh dunia. Diperkirakan juga bahwa ekspor minyak mentah AS bisa mencapai 3,2 juta bph hingga 4 juta bph.

Alhasil membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak November di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara menguat $0,11 atau 0,20% di level $54,01 per barel. Sedangkan minyak jenis Brent kontrak Desember di pasar ICE Futures London sementara sedang melemah $0,13 atau 0,22% di harga $60,57 per barel.

Sebelumnya minyak Brent yang meningkat tajam dan bertengger di level tertinggi 27 bulannya setelah putera mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman menyatakan bahwa kerajaan akan sangat mendukung keinginannya agar harga tetap berada di level tinggi dengan mempertahankan posisi pasokan dan produksi yang dapat menyeimbangkan pasar.

Sebetulnya ucapan dari Pangeran Mohammed bin Salman hanya meneruskan dan menyepakati pernyataan sebelumnya yang diungkap oleh Menteri Energi Arab Saudi, Khalid al-Falih menyatakan bahwa Arab Saudi tetap akan menjaga suplai atau pasokan harga minyak dunia agar harga minyak tidak mengalami penurunan kembali. Al-Falih juga berucap bahwa bila komitmen pemangkasan produksi minyak 1,8 juta bph bersama dengan OPEC bersama dengan 11 negara produsen minyak non-OPEC berakhir, maka Arab Saudi masih bersedia mengendalikan ekspor dan produksi minyaknya.

Seperti kita ketahui bahwa Arab Saudi adalah produsen minyak terbesar di dunia, dan mempunyai komitmen pemangkasan produksi 1,8 juta bph hingga akhir Maret tahun depan. Sedangkan Vladimir Putin awal bulan ini menyatakan bahwa Rusia juga akan senada dengan Arab Saudi tentang penjagaan pasokan minyak dunia.

Sejauh ini pula, Sekjen OPEC Mohammad Barkindo juga menyampaikan pesan ke publik bahwa Arab Saudi dan Rusia ingin mengakhiri kesepakatan pemangkasan produksi minyak sepanjang tahun depan.

Sumber berita: Reuters, Investing, Bloomberg, MarketWatch, CNBC
Sumber gambar: WSJ