JAVAFX – Produksi minyak serpih AS yang tak henti-hentinya akan membentuk kembali pasar energi global di tahun mendatang. Tentu saja hal ini akan membuat pengaruh AS terhadap negara-negara di Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) meningkat pula nilai tawarnya, demikian ungkap Badan Energi Internasional pada Rabu (13/11/2019).
Dalam laporan tahunan World Energy Outlook, IEA mengatakan bahwa bahkan ketika pertumbuhan produksi tahunan AS melambat dari laju yang terlihat dalam beberapa tahun terakhir, skenario ramalannya untuk kebijakan sudah diumumkan berarti bahwa negara tersebut akan mencapai 85% dari peningkatan produksi minyak global hingga 2030.
” Terlihat bahwa pertumbuhan akan membatasi kemampuan eksportir tradisional untuk mengelola ekspor, ”kata Fatih Birol, direktur eksekutif IEA. “Negara-negara yang ekonominya secara eksklusif bergantung pada cadangan minyak dan gas menghadapi tantangan serius.”
Laporan itu muncul setelah para pemimpin OPEC dan sekutu mereka bersiap-siap untuk bertemu di Wina bulan depan untuk membahas pengurangan produksi minyak yang berkelanjutan, dan ketika Saudi Arabian Oil Co., yang dikenal sebagai Aramco, mempersiapkan diri untuk penawaran umum perdana yang telah lama ditunggu-tunggu.
Produksi minyak mentah AS naik menjadi 19 juta barel per hari produksi selama dekade mendatang – akan menekan pangsa pasar minyak global yang dipegang oleh anggota OPEC dan Rusia, menjadi 47% pada 2030 dari 55% pada pertengahan 2000-an, kata agensi. (WK)