JAVAFX – Produksi minyak Rusia naik, harga minyak terkoreksi pada perdagangan minyak siang hari jelang sore ini di tengah kekhawatiran akan terus berkurangnya pasokan minyak OPEC serta diikuti masih akan meningginya produksi minyak AS.
Hal ini telah membuat harga minyak jenis West Texas Intermediate kontrak Juli di bursa New York Mercantile Exchange divisi Comex untuk sementara melemah $0,15 atau 0,23% di level $65,59 per barel. Sedangkan minyak Brent kontrak Juli di pasar ICE Futures London untuk sementara melemah $0,23 atau 0,30% di harga $76,23 per barel.
Awal bulan ini, Rusia melaporkan bahwa produksi minyaknya telah naik dari kurang 11 juta bph menjadi 11,1 juta bph. Produksi minyak Rusia ini seakan mengikuti pergerakan produksi minyak AS yang pekan lalu naik lagi menjadi 10,8 juta bph, menurut EIA.
Kenaikan produksi AS kemungkinan masih bisa terjadi setelah Baker Hughes menyatakan bahwa jumlah kilang minyak AS yang aktif bertambah 1 menjadi 862 totalnya. Dan menurut laporan Petroleum Planning and Analysis Cell menyatakan bahwa impor minyak China mengalami penurunan sekitar 9 juta bph dan impor India naik 3,4% di bulan lalu.
Sebelumnya harga minyak mengalami penguatannya setelah PDVSA, perusahaan minyak negara dari Venezuela menjelaskan bahwa kondisi darurat sedang terjadi di kilang-kilang minyaknya serta terjadi penundaan pengiriman di pelabuhan minyak milik pemerintah sehingga pasokan minyak dari negeri di Amerika Tengah tersebut akan berkurang banyak.
Selain pasokan Venezuela yang akan mengecil, pasokan dari Iran juga akan berkurang banyak. Hal ini terjadi karena AS mundur dari kesepakatan nuklir 2016, di mana sudah dapat dipastikan bahwa Iran akan mengalami embargo dari AS kembali, berangsur-angsur harga minyak terkoreksi dari level tertinggi $80 per barel ke angka sekarang serta membuat spread harga kedua jenis minyak terus melebar hampir $14 per barelnya dan diperkirakan produksi minyak Iran akan menghilang sekitar 4% dari seluruh pasokan ke OPEC.
Kekurangan pasokan dari 2 anggotanya ini, membuat OPEC dan Rusia berjanji akan menormalkan kembali produksi minyaknya, di mana Rusia akan meningkatkan produksi sebesar 300 ribu bph. Namun kesepakatan penambahan kuota tersebut menantikan OPEC meeting di 22 Juni ini. Sebelumnya, Aljazair juga menyatakan produksi minyak di bulan lalu sudah turun lagi.
Namun pihak Irak sebagai produsen minyak terbesar ketiga di OPEC menyatakan bahwa permintaan AS agar OPEC mengembalikan pasokan secara normal lagi, tampaknya belum perlu untuk dilakukan oleh OPEC, namun sebaiknya hanya menjaga pasokan saja.
(Sumber: Analis JAVAFX)
Untuk mendapatkan free signal trading, analisa market mingguan, full support langsung dari analis,
Hubungi JAVAFX :
Phone / WhatsApp : 082116448874
Apakah Anda membutuhkan informasi Training JAVAFX, Introducer Broker – IB, belajar forex, teknikal forex, signal forex, strategi forex dan analisa forex untuk melakukan transaksi trading forex, trading emas, trading oil, trading index minggu ini? Segera Hubungi Analis JAVAFX
Author : Adhi Gunadhi